Sabtu, 18 Mei 2013

Reproduksi Hewan-Gastrulasi


Gastrulasi Ikan Teleost (Danio rerio)

Gastrulasi ikan Teleost (Danio rerio) diawali pada akhir blastulasi, ditandai dengan pembelahan sel yang semakin lambat sedangkan pergerakan sel semakin terlihat jelas (Kane dan Kimmel 1993, dalam Risnani). Pada tahap gastrulasi tiga daerah sel dapat dibedakan, yaitu:
1.      Yolk Syncytial Layer (YSL)/lapisan sinsitial kuning telur.
 YSL terbentuk pada siklus sel kesembilan atau kesepuluh, ketika sel-sel berada di tepi vegetal blastoderm dengan yolk (kuning telur) yang mendasarinya. Fusi dari kedua sel ini menghasilkan lingkaran inti dalam pada sitoplasma yolk yang berada tepat di bawah blastoderm. Kemudian, blastoderm vegetally berkembang mengelilingi yolk, beberapa yolk inti syncytial akan bergerak di bawah blastoderm untuk membentuk YSL internal, dan beberapa inti yang lain akan bergerak vegetally untuk membentuk YSL eksternal. YSL berperan penting untuk mengarahkan beberapa gerakan sel gastrulasi.
2.      EVL (Enveloping Layer)/ lapisan yang menyelimuti
Lapisan sel ini dibedakan pada transisi midblastula yang terdiri dari sel yang paling dangkal dari blastoderm, yang membentuk lapisan epitel yang tebal dan tunggal. EVL nantinya akan menjadi periderm, sebuah pelindung yang menutupi ekstra embrionik yang sloughed off selama perkembangan.
3.      Lapisan sel  dalam
Lapisan sel ini terdapat antara EVL dan YSL. Lapisan ini membentuk  embrio yang tepat. (Kimmel dan Warga 1987; Helde et al. 1994). Sel blastoderm diperbaiki sebelum gastrulasi dimulai. Pada saat ini, sel-sel di daerah tertentu embrio menimbulkan jaringan tertentu yang memungkinkan sebuah peta nasib yang akan dibuat (Kimmel et al 1990).














Gerakan sel gastrulasi ikan pertama adalah epiboly sel blastoderm dari kuning telur. Kemudian, sel-sel ini bergerak di atas permukaan kuning telur dan menyelubungi sepenuhnya Gerakan ini bukan dikarenakan gerakan pelan dari blastomer. Sebaliknya, gerakan ini disediakan oleh YSL sendiri untuk memperluas sitoplasma kutub animal dari yolk (kuning kuning telur). EVL erat bergabung dengan YSL dan bergerak pelan. Sel-sel yang terdalam dari blastoderm kemudian mengisi  ruang antara YSL dan EVL sebagai proses epiboly. Hal ini dapat ditunjukkan dengan memutuskan ikatan antara YSL dan EVL.  Saat proses ini selesai, EVL dan YSL melanjutkan perluasannya mengelilingi sel yolk (Trinkaus 1984, 1992). Perluasan dari YSL bergantung dari jaringan mikrotubulus dalam YSL dan radiasi atau obat yang menghambatan polimerasi dari tubulin hambatan epiboli (Strahle and Jesuthasan 1993; Solnica-Krezel and Driever 1994).

















 Gambar 2. Pergerakan sel selama gastrulasi dari ikan Rerio Teleost Danio
(A) Blastoderm dengan penyempurnaan 30% dari  epiboly (sekitar 4,7 jam), (B) Formasi dari hypoblast, keduanya dilakukan secara involution sel  pada margin epibolizing blastoderm atau oleh delamination sel dari epiblast (6 jam), (C) Mendekati daerah marginal. (D) Penyempurnaan  90% epiboly (9 jam), mesoderm dapat terlihat mengelilingi yolk, diantara ectoderm dan endoderm. (E) Gastrulasi sempurna (10.3 jam).  (Driever 1995; Langeland and Kimmel 1997).

Setelah sel blastoderm menyelubungi kira-kira separuh dari sel yolk, deep layer akan mengalami penebalan. Deep layer berisi sel-sel superficial yang membentuk satu lapisan yaitu epiblas. Beberapa sel superficial di daerah dorsal dan ventral mengalami gerakan morfogenik yang akhirnya akan membentuk hipoblas. Ada dua pendapat terbentuknya hipoblas. Pertama yaitu hipoblas dibentuk melalui involusi dari sel superficial ke arah kutub animal. Involusi ini  dimulai pada bagian dorsal dan ventral. Pendapat yang kedua, sel superficial ingresi membentuk suatu lapisan baru yaitu hipoblas. Sel superficial sisanya yaitu yang tidak mengalami gerskan morfogenik akan membentuk lapisan mesendoderm (precursor untukmesoderm dan endoderm).
Kedua mekanisme ini mungkin terjadi dalam satu spesies tetapi mekanisme involusi akan lebih dominan. Perkembangan selanjutnya, epiboli tetap berlangsung sehingga EVL, epiblas dan hipoblas melingkupi hampir seluruh yolk. Akibat dari epoboli ini, yolk akhirnya berbentuk bulat. Epiblas berkembang menjadi ectoderm, hipoblas menjadi mesoderm, diantara mesoderm dan endoderm terdapat lapisan mesendoderm yang menjadi precursor. Artinya lapisan ini dapat membantu penebalan mesoderm maupun endoderm. Kemudian sel dari epiblas dan hipoblas berinteraksi ke sisi dorsal yang selanjutnya membentuk penebalan local yang disebut dengan pelindung atau perisai embrio. Lapisan pelindung embrio ini memiliki fungsi yang sama dengan bibir blastopor dorsal pada amfibi.

           



http://people.ucalgary.ca/%7Ebrowder/virtualembryo/PageMill_Images/image192.gif




 


Gambar3. Konvergen Ekstensi pada Ikan Rerio Teleost Danio (A) Penampang dorsal dari pergerakan konvergen dan ekstensi selama gastrulasi. Penyebaran epiboly, blastoderm di atas yolk; involution atau ingression melanjutkan  hypoblast; convergence and extension membawa hypoblast and sel epiblas ke sisi dorsal  untuk menjadi pelindung embrio. Di dalam pelindung embrio, pembentangan intercalation mesoderm punggung kearah  kutub animal. (B) Ekstensi-Konvergensi dari dorsal mesoderm menampakkan ekspresi sel gen, gen ini adalah ekspresi dari sel notochord (C) Ekstensi- konvergensi dari paraksial mesoderm sel. (Langeland and Kimmel 1997)
            Bersamaan dengan epiboli dan involusi tadi, juga berlangsung konvergen ekstensi. Konvergen ekstensi ini terjadi pada sel-sel dalam lapisan epiblas dan hipoblas bagian dorsal yolk khususnya di daerah perisai embrio. Sel-sel ini menyebar sepanjang bagian anterior dan posterior. Penyebaran ini membentuk suatu lapisan yang sempit tetapi panjang sehingga pada yolk dapat terlihat seperti terdapat pembentukan sumbu padahal sumbu tersebut adalah hasil dari konvergen ekstensi dari epiblas dan hipoblas.  Konvergen ekstensi ini pada perkembangan selanjutnya akan menjadi sirip dorsal. Jadi, dari gastrulasi ini terbentuklah ektoderm, mesoderm dan endoderm. pada gastrulasi ikan ini terdapat tiga gerakan morfogenik yaitu epiboli, involusi dan konvergen ekstensi.













Gastrulasi Ikan Lancelet

            Glastrula pada ikan Lancelet  terjadi  dengan adanya gerakan invaginasi dari permukaan blastula ke dalam blastosol, secara epiboli (gambar a). Kemudian terbentuk dua lapis sel, yaitu ectoderm dan endoderm (gambar b). Bentuk gastrula yang semula seperti piring, dan kemudian sel bergerak mendalam (invaginasi) sehingga calon embrio berbentuk seperti mangkuk yang disebut dengan gastrula. Selanjutnya terjadi pembukaan oleh gerakan migrasi sel, sehingga terbentuk rongga  archenteron. Tempat terbukanya archenteron disebut blastophore (gambar c).











a
 

b
 



f
 

c
 

d
 

e
 

amphioxusdev_garcia-fernandez2009.jpeg









                                            Proses Gastrulasi Ikan Lancelet
Pada proses gastrulasi, kutub vegetal (ditandai oleh sebuah titik di ) mengalami gerakan  invaginasi karena tekanan mekanik dari perluasan ektoderm (panah di a dan c), berakhir dengan hasil di f, di mana ektoderm mengelilingi mesodermis dan endodermis, dan sebuah lubang kecil (pb; blastopori) . Blastophore ini nantinya akan berkembang dan berfungsi menjadi anus (dan rongga nya menjadi rongga dalam tubuh / saluran pencernaan). Mulut akan terbentuk belakangan, yaitu ketika pembentukan rongga berlanjut hingga terbentulah lubang kedua di sisi lawan dari lubang blastopore ini.

                                                                                                                 



Perbedaan Gastrulasi ikan Teleost dan Lancelet
Pembeda
Teleost
Lancelet
Jumlah lapisan yang terbentuk
3
Ektoderm, mesoderm dan endoderm
3
Ektoderm, mesoderm dan endoderm
Gerakan morfogenik yang terjadi
Epiboli, involusi, konvergen ekstensi
Epiboli, invaginasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar