Selasa, 21 Mei 2013

Fisiologi tumbuhan-klorofil


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

     Dalam kehidupannya tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang tidak tebatas, ini berbeda dengan hewan dan manusia. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, Untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya tumbuhan memperoleh nutrisi dengan cara autotrof yaitu tidak bergantung pada organisme lain, melainkan dengan melakukan sintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Dalam proses ini tumbuhan membutuhkan energy dari cahaya (foto) sehingga disebut fotosintesis. Proses fotosintesis, organisasi dan fungsi sel tumbuhan bergantung pada persediaan energy yang tidak ada henti-hentinya. Sumber energi ini nantinya tersimpan dalam molekul-molekul  organic yaitu karbohidrat (Rachmadiarti. F:2007). Fotosintesis merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh tumbuhan hijau dalam menggunakan zat karbon dari udara dan diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas (Syabatini. A:2008).
     Organ yang paling dominan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Organ tersebut umumnya memiliki kandungan klorofil yang lebih banyak dibandingkan organ tubuh lainnya. Setiap jenis daun pada tumbuhan, mempunyai kandungan klorofil yang berbeda-beda bahkan dalam satu individu tumbuhan. Perbedaan kadar klorofil pada tumbuhan ini disebabkan karena kadar pigmen lain yang ada pada daun tersebut lebih dominan atau disebabkan oleh adanya faktor adaptasi pada suatu tumbuhan.
     Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan percobaan untuk mengukur kadar klorofil pada berbagai daun dari suatu tumbuhan yang umur dan jenisnyanya berbeda-beda.

B.  Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.         Bagaimana pengaruh umur daun terhadap kadar klorofil pada suatu daun?
2.         Bagaimana pengaruh warna hijau daun terhadap kadar klorofil daun?
3.        Apakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar klorofil daun selain umur daun?
4.        Bagaimana cara mengukur kadar klorofil daun dari suatu tumbuhan yang berbeda umurnya?

C. Tujuan
                Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.        Untuk mengetahui pengaruh umur daun terhadap kadar klorofil pada suatu daun.
2.        Untuk mengetahui pengaruh warna hijau daun terhadap kadar klorofil daun.
3.        Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar klorofil daun selain umur daun.
4.        Untuk mengetahui pengukuran kadar klorofil daun dari suatu tumbuhan yang berbeda umurnya.









BAB II
KAJIAN TEORI
Tumbuhan tingkat tinggi, untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya harus melakukan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun suatu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan bantuan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil tidak dapat bekerja tanpa menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).

A. Fotosintesis
Text Box: 12H2O + 6CO2 + cahaya 		C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O     Proses fotosintesis merupakan proses pembentukan bahan organic dari bahan-bahan anorganik (CO2, H2O, H2S) dengan bantuan energy cahaya dan pigmen utama berupa klorofil yang terdapat di dalam kloroplas (Sri. Y, dkk:2011). Selain klorofil juga terlibat pigmen lain yaitu karotenoid yang berfungsi untuk membentuk klorofil dalam menangkap cahaya serta melindungi klorofil dari proses fotooksidasi. Sedangkan menurut (Syabatini. A:2008) fotosintesis adalah adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) dengan energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia. Menurut (Ilham:2009) Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen dan gula sebagai molekul penyimpan energi. Jadi fotosintesis adalah proses anabolisme bahan organic dari bahan-bahan anorganik dibantu energy cahaya dan pigmen klorofil yang menghasilkan oksigen dan glukosa, nantinya glukosa disimpan sebagai zat kimia dalam tubuh tumbuhan. Proses fotosintesis dapat ditulis sebagai berikut


 
           
Fotosintesis terdiri atas dua fase yaitu:
1. Reaksi terang
            Reaksi terang terjadi pada grana, terdiri dari proses fotolisis dan fotosistem. Pada fotolisis (pemecahan molekul oleh cahaya) substrat berupa air (H2O) dan menghasilkan produk berupa O2 yang dilepaskan ke atmosfer. Sedangkan fotosistem (penangkapan cahaya) dibutuhkan pigmen baik pigmen utama (klorofil) atau pun pigmen lain (fikobilin, karotenoid, xantofil). Cahaya yang efektif diserap adalah warna merah dan nila, sedangkan warna hijau dipantulkan tidak serap. Pigmen lain fikobilin, karotenoid, xantofil) berfungsi sebagai antenna pigmen dan melindungi klorofil dari fotooksidasi pada saat penyinaran kuat. Pada fotosistem cahaya matahari ditangkap oleh antenna pigmen kemudian diteruskan ke pusat reaksi, dimana pada tempat ini kandungan klorofil a dan b sangat mendominasi. Kemudian electron ditangkap oleh acceptor electron. Reaksi ini menghasilkan produk NADPH dan ATP. Fotosistem (FS) ada 2 macam, yaitu FS I dan FS II. Keduanya berbeda sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Fotosistem I dan II
Perbedaan
Fotosistem I
Fotosistem II
Pusat penangkapan
>680 dan <700 nm
,682 nm
Dominasi klorofil
Karotenoid dan klorofil b
Klorofil b
Eksitasi elektron
Menyediakan elektron
Menerima elektron

2. Reaksi gelap
            Reaksi gelap terjadi di stroma, disebut gelap karena enzim yang berperan tidak membutuhkan cahaya, kalaupun ada cahaya, reaksi tetap berjalan dan tidak mempengaruhi. Terdiri dari proses fiksasi CO2 (pengikatan) dan siklus calvin . Pada siklus calvin terjadi pengikatan CO2 dengan RuBP oleh enzim rubisco, dengan melewati 3 fase yaitu karboksilasi, reduksi dan regenerasi. Dari reduksi menghasilkan produk glukosa.




B. Struktur Kloroplas



Kloroplas adalah organel tempat berlangsungnya fotosisintesis. Bentuk koloroplas bervariasi, antara lain berbentuk mangkuk, bentuk pita, bentuk menyerupai lensa. Pada tumbuhan rendah, kloroplas berbentuk mangkuk, dan  menyerupai bangun pita. Pada tumbuhan tinggi, kloroplas berbentuk menyerupai lensa. Panjangnya kloroplas  tumbuhan tinggi berkisar 5- 10 um, dan jumlahnya berkisar 50 – 200/sel.
Gambar 2.2 Struktur kloroplas
Kloroplas merupakan organel berbatas membran ganda. Setiap membran memiliki ketebalan berkisar 70o-80o. Kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan membran dalam. Membran dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada proses fotosintesis. Stroma mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lain serta rantai transport elektron. Reaksi terang dari fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang intermembran antara membran dalam dan membran luar kloroplas. Walaupun kloroplas memiliki DNA, sebagian besar protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan selanjutnya dikirim ke kloroplas.





C. Peran Klorofil dalam Fotosintesis
            Klorofil merupakan fluoresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya dalam gelombang yang berlainan. Klorofil-a tampak hijau tua, tapi jika sinar direfleksikan maka akan tampak merah darah. Klorofil-b berwarna hijau cerah jika sinar direfleksikan makan berwarna merah-coklat pada fluorensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan nila.



            Klorofil merupakan butir-butir hijau yang terdapat dalam kloroplas. Terdapat dua macam klorofil yakni klorofil a dan klorofil b dengan rumus kimia masing-masing C55H72O5N4Mg dan C55H70O6N4Mg. Klorofil a berwarna hijau tua sedangkan klorofil b berwarna hijau muda (Dwidjoseputro, 1980). Perbedaan klorofil a dan klorofil b tampak pada rumus bangunnya. Menurut Kimball (1992) menyatakan bahwa perbedaan struktur kimia pada klorofil a dan klorofil b terletak pada gugus yang terikat pada cincin porfirin. Klorofil a mengandung gugus -CH3 sedangkan klorofil b mengandung gugus HC=O. Klorofil akan terabsorbsi pada panjang gelombang 640 nm-660 nm atau 430 nm-470 nm. Absorbsi yang terbesar pada klorofil a diperoleh antara panjang gelombang 390 nm- 400nm dan 650 nm-700 nm, sedangkan klorofil b mempunyai absorbsi terbesar pada panjang gelombang antara 400 nm-450 nm dan 620 nm-670 nm (Harborne dan Dey, 1990).
Grafik 2.1 Spektrum adsorbs dari klorofil a, b, dan karotenoid

            Daun menyerap lebih dari 90% panjang gelombang ungu dan biru yang mengenainya, dan hampir sebesar persentase panjang gelombang jingga dan merah. Hampir semua penyerapan ini dilakukan oleh pigmen kloroplas. Foton dalam tilakoid mengeksitasi sebuah elektron pada karotenoid atau klorofil. Klorofil berwarna hijau karena tidak efektif dalam menyerap panjang gelombang hijau, melainkan memantulkan. Pengukuran penyerapan nisbi dapat dilakukan melalui berbagai panjang gelombang cahaya oleh pigmen yang dimurnikan dengan menggunakan spektrofotometer. Semua spesies tumbuhan memperlihatkan puncak utama pada wilayah cahaya biru, keduanya disebabkan hasil penyerapan cahaya oleh klorofil dan karotenoid (Salisbury dan Ross, 1995). Pengunaan panjang gelombang 645nm dan 660nm dikarenakan panjang gelombang tersebut akan mengalami absorbsi terbesar pada klorofil a dan b (Tjitrosomo, 1985).

D. Pembentukan Klorofil
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembentukan klorofil :
1. Gen
Pembentukannya dibawa oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka akan terjadi albino. Tanaman yang albino tidak dapat hidup dalam jangka waktu yang lama.
2. Cahaya
Beberapa jenis tumbuhan angiospermae dapat membentuk klorofil tanpa cahaya,  Tanaman lain yang ditumbuhkan di tempat tanpa mendapatcahaya tidak dapat membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-kuningan. Ada protoklorofil yang mirip dengan klorofil-a, hanya protoklorofil mengandung kurang 2 atom H dibandingkan dengan klorofil-a. Reduksi protoklorofil untuk menjadi klorofil-a memerlukan sinar dan sinar ini diserap sendiri oleh protoklorofil untuk mengubah dirinya sendiri menjadi klorofil-a, peristiwa ini disebut autotransformasi. Terlalu banyak cahaya juga berpengaruh buruk kepada klorofil. larutan klorofil yang dihadapkan kepada cahaya kuat tampak berkurang hijaunya. hal ini dapat kita lihat pada daun - daunan yang terus menerus terkena sinar langsung, warnanya menjadi hijau kekuning-kuningan.


2. Oksigen
Kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap, kemudian dipindahkan ke tempat yang terkena cahaya tak mampu membentuk klorofil, jika tidak disertai dengan pemberian oksigen. Kehadiran oksigen bersama-sama dengan cahaya mempengaruhi proses pembentukan klorofil. Menurut Walters (2005), intensitas cahaya yang tinggi dapat meningkatkan konsumsi oksigen, transport elektron dan rasio jumlah klorofil a dan klorofil b.
3. Karbohidrat
Karbohidrat terutama di dalam bentuk gula, ternyata sangat menolong pada pembentukan klorofil dalam daun yang mengalami pertumbuhan di tempat gelap (etiolasi). Dengan tidak adanya pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun faktor-faktor yang lain tersedia.
4. Nitrogen, Magnesium, Besi, Mn, Cu, Zn
Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.
5. Air
Kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
6. Temperatur
Temperatur 30-48°C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling banyak adalah 26-30° C.
Warna sebuah benda dapat terlihat jika benda tersebut memantulkan cahaya, namun terdapat komponen cahaya yang diserap tumbuhan yaitu spectrum. Tanaman menggunakan spektrum warna yang spesifik, umumnya spektrum warna yang paling banyak tersedia, antara lain:
Daun berwarna hijau muda
Tanaman dengan daun hijau muda kurang efisien dalam berfotosintesis dan mempunyai klorofil dalam jumlah sedikit. Tanaman berdaun hijau muda membutuhkan cahaya terang untuk mengkompensasi kekurangan klorofil dalam jaringan tubuhnya.

Daun berwarna hijau tua
Tanaman dengan daun hijau tua menandakan tanaman menyerap spektrum hijau lebih sedikit dibandingkan spektrum warna lain. Ini menandakan banyaknya klorofil di daun dan menyebabkan tanaman mengambil keuntungan maksimal yang diberikan oleh cahaya yang ada (dalam kondisi cahaya rendah). Tanaman berdaun hijau tua terbiasa hidup di kondisi cahaya rendah dan tidak membutuhkan cahaya tinggi. Tanaman jenis ini akan memunculkan daun baru berwarna hijau muda karena belum mempunyai klorofil sebanyak daun tuanya.
Daun berwarna merah
Spektrum merah biasanya merupakan area dimana tanaman sensitif untuk fotosintesis, walau tanaman berdaun merah memantulkan warna merah, bukan menyerapnya. Perubahan warna ini disebabkan kenyataan tanaman terdapat pigmen karotenoid yang kurang efisien menangkap sinar dibandingkan daun dengan klorofil hijau. Untuk mengkompensasi kekurangan warna merah, tanaman harus menerima spektrum warna hijau dan biru lebih banyak sehingga membutuhkan cahaya lebih tinggi. Beberapa tanaman bisa merubah pigmen yang dibutuhkan untuk fotosintesis . Dalam hal ini, tanaman berdaun merah bisa berubah menjadi hijau jika cahaya kurang (google/fotosintesis/).
E. Menghitung Kadar Klorofil Daun Suatu Tumbuhan
            Masing-masing tumbuhan mempunyai kadar klorofil yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan umur tumbuhan. Semakin tua umur tanaman semakin banyak jumlah klorofil karena bersifat akumulasi. Penghitungan kadar klorofil dapat dilakuakn dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Kadar klorofil a dan klorofil b, dapat dihitung dengan menggunakan rumus Wintermans dan de Mots :
·                     klorofil a             : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649(mg/l)
·                     klorofil b            : 25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)
·                     klorofil total       : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)
Sebelum memulai perhitungan, spektrofotometer harus dikalibrasi dengan menggunakan alcohol 95%.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.  Jenis Penelitian
            Percobaan yang dilakukan dalam mengukur kadar klorofilo berbagai daun dari suatu tanaman yang umurnya berbeda-beda adalah bersifat eksperimental karena percobaan ini dilakukan di laboratorium dan dalam percobaan ini terdapat variable manipulasi, variable kontrol dan variable respon. Selain itu juga menggunakan pembanding dalam penelitian.

B.  Variabel-Variabel Penelitian
§  Variabel kontrol       : jenis daun, massa daun, alkohol 95%, panjang gelombang spektrofotometer (649 nm dan 665 nm).
·      Variabel manipulasi    : umur daun (tua, setengah tua dan muda)..
§  Variabel  respon       : kadar klorofil a, kadar klorofil b, dan kadar klorofil total.
C.  Alat dan Bahan
a.       Alat
o   Pipet tetes                               3 buah
o   Gelas ukur                               2 buah
o   Lumpang porselin dan alu       2 buah
o   Kertas saring                           3 lembar
o   Spektrofotometer                    1 set
o   Timbangan                              1 set
o   Tabung Erlenmeyer                 2 buah
b.      Bahan
o   Alkohol 95%
o   Daun muda, yang diambil daun bagian pucuk
o   Daun setengah muda, yang diambil daun nomor 3 dari pucuk
o   Daun tua, yang diambil nomor 5 ke bawah.
NB: daun puring, daun bougenville, daun alamanda, daun celosia
D.  Langkah Kerja
1.    Menimbang 0,5 gr daun muda yang masih segar, kemudian memotongnya kecil-lecil.
2.    Menggerus potongan-potongan daun tersebut dalam lumpang porselin sampai halus.
3.    Mengekstraksi gerusan daun tersebut dengan menggunakan 50 ml alkohol 95%.
4.    Menyaring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring.
5.    Mengukur kadar klorofil filtrate tersebut dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Sebelum pengukuran perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Larutan yang digunakan sebagai pelarut untuk kalibrasi adalah alcohol 95%. Mencatat nilai absorbansi (optical density) larutan tersebut.
6.    Kadar klorofil a, kadar klorofil b dan kadar klorofil total dapat dihitung dengan rumus dari Wintermans dan de Mots berikut:
§   Klorofil a         : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649 (mg/l)
§   Klorofil b        : 25,8 x OD 649 – 7,70 OD 665 (mg/l)
§   Klorofil total   : 20,0 x OD 649 + 6,10 OD 665 (mg/l)

BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Tabel
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kadar Klorofil pada Berbagai Jenis Tumbuhan dan Umur Daun
Jenis tanaman
Umur Daun
Absorbansi (OD)
Kadar Klorofil
649 (nm)
665 (nm)
a (mg/l)
b
 (mg/l)
Total (mg/l)
Puring
Muda: Hijau
½ tua: Merah
Tua: Merah kusam
Muda
0,15
0,17
1,465
2,561
4,03
Setengah
Tua
0,26
0,13
1,283
5,707
5,993
Tua
0,41
0,23
0,789
8,807
9,603
Kembang sepatu
Muda:hijau
½ tua:hijau
Tua:hijau

Muda
0,41
0,38
2,85
7,65
10,52
Setengah
Tua
0,77
0,69
7,09
14,75
19,6
Tua
0,91
0,81
5,85
17,24
23,14
Genitu
Muda=½tua=Tua=
Perm atas: hijau
Perm bawah: merah kecoklatan
Muda
0,95
0,9
7,149
17,58
24,49
Setengah
Tua
2
1,5
9,03
40,05
49,15
Tua
2
2
15,88
36,2
52,20
Bayam Merah
Muda: merah
½ Tua: merah
Tua: merah
Muda
0,26
0,23
1,68
4,94
6,60
Setengah Tua
0,35
0,34
2,64
6,41
9,07
Tua
0,68
0,68
4,36
12,92
17,26



2.      Grafik

Grafik. 4.1 Pengaruh Umur Daun dan Jenis Tumbuhan Terhadap Kadar Klorofil a



Grafik 4.2. Pengaruh Umur Daun dan Jenis Tumbuhan Terhadap Kadar Klorofil b

Grafik 4.2. Pengaruh Umur Daun dan Jenis Tumbuhan Terhadap Kadar Klorofil Total

B.       Analisis Data
            Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan pengukuran dengan spektrofotometer, terdapat perbedaan kadar klorofil pada berbagai jenis tumbuhan dengan umur daun yang berbeda. Perbedaan kadar klorofil dari daun muda (daun yang diambil dari pucuk) , setengah tua (Daun no 3 dari pucuk), dan tua (Daun no 5 dari pucuk) dapat dilihat sebagai berikut : tumbuhan puring, daun muda kadar klorofil a = 1,465; klorofil b = 2,561 dan klorofil total = 4,03. Untuk daun setengah tua, kadar klorofil a = 0,283; klorofil b= 5,707 dan klorofil total = 5,993. Untuk daun tua, kadar klorofil a = 0,789; klorofil b=8,807  dan klorofil total = 9,603. Sedangkan untuk daun kembang sepatu, daun muda kadar klorofil a = 2,85; klorofil b = 7,65 dan klorofil total = 10,52. Untuk daun setengah tua, kadar klorofil a = 7,09; klorofil b= 14,75 dan klorofil total = 19,6. Untuk daun tua, kadar klorofil a = 5,85; klorofil b= 17,24 dan klorofil total = 23,14. Untuk daun genitu muda, kadar klorofil a = 7,149 kadar klorofil b = 17,58 dan kadar klorofil totalnya = 24,49. Untuk daun setengah tua kadar klorofil a = 9,03; kadar klorofil b = 40,05; kadar klorofil totalnya = 49,15. Dan untuk daun tua, kadar klorofil a = 15,88; kadar klorofil b = 36,2 dan kadar
 klorofil totalnya = 52,20. Dan pada daun bayam merah, daun muda kadar klorofil a = 1,68; klorofil b = 4,94 dan klorofil total = 6,60. Untuk daun setengah tua, kadar klorofil a = 2,64; klorofil b= 6,41 dan klorofil total = 9,07. Untuk daun tua, kadar klorofil a = 4,36; klorofil b= 12,92 dan klorofil total = 17,26.

C.      Pembahasan
Berdasarkan analisis data dan grafik di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar klorofil antara daun pucuk dengan daun pada nodus ke-3 dan daun pada nodus ke-5. Setiap jenis tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda. Pada semua jenis tumbuhan terdapat peningkatan kadar klorofil total seiring dengan peningkatan umur daun. Hal itu terlihat pada daun muda (pucuk) yang berwarna hijau muda, kemudian semakin kebawah daunnya semakin hijau hingga warnanya hijau tua. Hal ini menandakan kandungan klorofilnya meningkat karena klorofil bersifat akumulatif (bertambah banyak jika semakin lama waktunya-tua-).  dan memantulkan warna hijau dari sinar tampak dari sinar matahari. Namun pada beberapa daun, makin tua usianya, warna daun tidak hijau (berwarna merah). Peristiwa ini disebabkan oleh adanya pigmen lain (karoten, antosianin, xantofil) yang tumbuh lebih dominan pada umur tertentu atau pada daun tersebut mengalami klorosis karena kekurangan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk klorofil. Seperti yang terlihat pada daun puring, saat masih muda berwarna hijau, yang dewasa berwarna merah cerah sedangkan yang tua berwarna merah gelap. Hal ini bukan karena klororsis karena dalam hidupnya puring ini dirawat dengan baik (dipupuk). Itu terjadi  karena pada daun puring muda jumlah klorofil mendominasi pigmen lain sedangkan puring yang setengah tua dan tua mengandung pigmen karotenoid (pigmen yang meyebabkan warna merah pada tumbuhan) lebih dominan, sehingga menyebabkan jumlah klorofil sedikit dan timbulnya warna merah.
Pada data tersebut terlihat bahwa pada daun genitu, baik yang masih muda, setengah tua, dan tua mengandung klorofil total paling banyak jika dibandingkan dengan tumbuhan puring, kembang sepatu, dan bayam merah. Padahal daun genitu tidak berwarna hijau secara keseluruhan. Sisi adaxial (permukaan atas daun) berwarna hijau, sisi abaxial (permukaan bawah daun) berwarna merah kecoklatan. Hal ini karena jumlah klorofil tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah pigmen saja, namun luas permukaan daun, daun genitu lebih luas dari pada daun yang lain, sehingga semakin luas daerah pencahayaan dan banyaknya jaringan palisade dan jaringan sponsa yang terdapat pada daun. Naungan juga mempengaruhi jumlah klorofil pada daun ternaung, daun dari pohon genitu letaknya berdampingan dengan pohon-pohon lain yang tinggi, sehingga intensitas pencahayaan kurang, sehingga kadar klorofil lebih tinggi daripada karotenoid jika daun terdedah pencahayaan dengan intensitas cahaya yang tinggi, maka klorofil bisa rusak sehingga daun akan membentuk karotenoid (karoten dan xantofil) yang banyak untuk melindungi klorofil, sehingga kadar klorofil daun tersebut lebih rendah daripada karotenoid.
D. Diskusi
1.    Jelaskan mengapa kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda. Kemukakan pendapat saudara dengan memberikan teori-teori yang mendukung.
Jawab  : Karena pada daun memiliki perbedaan dalam pembentukan klorofil sehingga terdapat pada kadar klorofil yang dikandung. Pada daun muda, kebanyakan daun ini memiliki mesofil daun yang baru terbentuk terutama pada daun pucuk sehingga pembentukan kloroplas masih belum sempurna akibatnya klorofil yang dibentuk juga sedikit. Selain itu jumlah klorofil bersifat akumulatif, semakin tua umur daun semakin lama tumbuhan melakukan fotosintesis menyebabkan semakin banyak klorofil yang dikandungnya.
2.    Jelaskan fungsi klorofil di dalam proses fotosintesis.
Jawab  : Fungsi klorofil adalah menangkap dan menyimpan cahaya dengan gelombang tertentu yang di gunakan untuk membangun molekul-molekul organik yang kompleks khususnya gula dan zat-zat organik.
3.    Manakah diantara tumbuhan terdedah dan ternaung (pada spesies yang sama) memiliki jumlak klorofil yang tersebar?
Jawab  : Daun ternaung memiliki klorofil yang lebih tinggi dari daun terdedah karena kloroplas memiliki grana yang lebih banyak. Hal ini terjadi karena daun naungan lebih banyakenergi untuk menghasilkan pigmen permanent cahaya memungkinkan untuk mampu menggunakan semua cahaya dalam jumlah tertentu yang menaunginya.



















BAB V
PENUTUP
A.      Simpulan
                 Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar klorofil dipengaruhi oleh umur tumbuhan, semakin tua umur daun semakin tinggi kadar klorofilnya.
2. Kadar klorofil dipengaruhi oleh pigmen daun, semakin hijau warna daun, semakin tingga kadar klorofilnya.
3.Terdapat factor luar yang mempengaruhi kadar klorofil, yaitu luas permukaan daun, naungan, konsentrasi karbon dioksida, persediaan air, intensitas cahaya, dan temperature, dan factor dalam yaitu, morfologi daun, stomata, akumulasi, fotosintat, dan faktor protoplasma.
4. Pengukuran dengan spektrofotometer dapat mengetahui kadar klorofil daun dari berbagai umur dan pigmen daun.


B.       Saran
            Untuk praktikum selanjutnya perlu diperhatikan untuk penggunaan spektrofotometer harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan mengunanakan alcohol 95% untuk menghasilkan data yang valid. Selain itu dalam m







DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya: Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.
Salisbury, B. Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB Press
http//: annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/fotosintesis/
            Diakses pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.00 WIB       

http//: miftahur.com/asal-usul-kloroplas
            Diakses pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.09 WIB       

http//:arcturusarancione.wordpress.com/.../fotosintesis/
            Diakses pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.15WIB        

http//: www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/pip/kuliah%20PIP%20topik%207-05.pdf
Diakses pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.20 WIB                                 
           
http//: blog.unila.ac.id/zahra/2010/05/04/kloroplas/
            Diakses pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.28 WIB       

http//:suhadinets.wordpress.com/2008/11/pigmen.doc
            Diakses pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.39WIB        




Tidak ada komentar:

Posting Komentar