BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupannya tumbuhan dapat
tumbuh dan berkembang tidak tebatas, ini berbeda dengan hewan dan manusia. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah,
Untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya tumbuhan memperoleh nutrisi dengan cara autotrof yaitu tidak
bergantung pada organisme lain, melainkan dengan melakukan sintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Dalam proses ini tumbuhan membutuhkan energy dari cahaya (foto) sehingga disebut fotosintesis. Proses
fotosintesis, organisasi dan fungsi sel tumbuhan bergantung pada persediaan
energy yang tidak ada henti-hentinya. Sumber energi ini nantinya tersimpan
dalam molekul-molekul organic yaitu karbohidrat
(Rachmadiarti. F:2007). Fotosintesis merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh
tumbuhan hijau dalam menggunakan zat karbon dari udara dan
diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Senyawa
organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari
proses fotosintesis. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan
yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan
melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam
kloroplas (Syabatini. A:2008).
Organ yang paling
dominan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Organ tersebut
umumnya memiliki kandungan klorofil yang lebih banyak dibandingkan organ tubuh
lainnya. Setiap jenis daun pada tumbuhan, mempunyai kandungan klorofil yang
berbeda-beda bahkan dalam satu individu tumbuhan. Perbedaan kadar klorofil pada
tumbuhan ini disebabkan karena kadar pigmen lain yang ada pada daun tersebut
lebih dominan atau disebabkan oleh adanya faktor adaptasi pada suatu tumbuhan.
Berdasarkan
uraian diatas maka kami melakukan percobaan untuk mengukur kadar klorofil pada
berbagai daun dari suatu tumbuhan yang umur dan jenisnyanya berbeda-beda.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh umur daun terhadap kadar
klorofil pada suatu daun?
2.
Bagaimana pengaruh warna hijau daun terhadap
kadar klorofil daun?
3.
Apakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kadar klorofil daun selain umur daun?
4.
Bagaimana cara mengukur kadar klorofil daun dari
suatu tumbuhan yang berbeda umurnya?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengaruh umur daun terhadap
kadar klorofil pada suatu daun.
2.
Untuk mengetahui pengaruh warna hijau daun
terhadap kadar klorofil daun.
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kadar klorofil daun selain umur daun.
4.
Untuk mengetahui pengukuran kadar klorofil daun
dari suatu tumbuhan yang berbeda umurnya.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Tumbuhan tingkat tinggi, untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya
harus melakukan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun suatu
tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan bantuan cahaya matahari. Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses
tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan
proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil tidak dapat bekerja tanpa
menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada
cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
A.
Fotosintesis

![]() |
Fotosintesis terdiri atas dua fase yaitu:
1. Reaksi terang
Reaksi terang terjadi pada grana,
terdiri dari proses fotolisis dan fotosistem. Pada fotolisis (pemecahan molekul
oleh cahaya) substrat berupa air (H2O) dan menghasilkan produk berupa O2 yang
dilepaskan ke atmosfer. Sedangkan fotosistem (penangkapan cahaya) dibutuhkan
pigmen baik pigmen utama (klorofil) atau pun pigmen lain (fikobilin,
karotenoid, xantofil). Cahaya yang efektif diserap adalah warna merah dan nila,
sedangkan warna hijau dipantulkan tidak serap. Pigmen lain fikobilin,
karotenoid, xantofil) berfungsi sebagai antenna pigmen dan melindungi klorofil
dari fotooksidasi pada saat penyinaran kuat. Pada fotosistem cahaya matahari
ditangkap oleh antenna pigmen kemudian diteruskan ke pusat reaksi, dimana pada
tempat ini kandungan klorofil a dan b sangat mendominasi. Kemudian electron
ditangkap oleh acceptor electron. Reaksi ini menghasilkan produk NADPH dan ATP.
Fotosistem (FS) ada 2 macam, yaitu FS I dan FS II. Keduanya berbeda sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Fotosistem I
dan II
Perbedaan
|
Fotosistem I
|
Fotosistem II
|
Pusat penangkapan
|
>680
dan <700 nm
|
,682 nm
|
Dominasi klorofil
|
Karotenoid dan klorofil b
|
Klorofil b
|
Eksitasi elektron
|
Menyediakan elektron
|
Menerima elektron
|
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap terjadi di stroma, disebut
gelap karena enzim yang berperan tidak membutuhkan cahaya, kalaupun ada cahaya,
reaksi tetap berjalan dan tidak mempengaruhi. Terdiri dari proses fiksasi CO2
(pengikatan) dan siklus calvin . Pada
siklus calvin terjadi pengikatan CO2 dengan RuBP oleh enzim rubisco, dengan melewati 3 fase yaitu
karboksilasi, reduksi dan regenerasi. Dari reduksi menghasilkan produk glukosa.
B. Struktur Kloroplas
![]() |
Kloroplas adalah organel tempat berlangsungnya fotosisintesis. Bentuk koloroplas bervariasi, antara lain berbentuk mangkuk, bentuk pita, bentuk menyerupai lensa. Pada tumbuhan rendah, kloroplas berbentuk mangkuk, dan menyerupai bangun pita. Pada tumbuhan tinggi, kloroplas berbentuk menyerupai lensa. Panjangnya kloroplas tumbuhan tinggi berkisar 5- 10 um, dan jumlahnya berkisar 50 – 200/sel.
Gambar 2.2 Struktur kloroplas
Kloroplas
merupakan organel berbatas membran ganda.
Setiap membran memiliki ketebalan berkisar 70o-80o. Kloroplas
dikelilingi oleh membran luar dan membran dalam. Membran dalam menutupi daerah
yang berisi cairan yang disebut stroma yang mengandung enzim untuk reaksi
terang pada proses fotosintesis. Stroma mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan
membran dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling
berhubungan yang disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran
tilakoid yang mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan
mengandung klorofil dan pigmen fotosintesis lain serta rantai transport
elektron. Reaksi terang dari fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar
kloroplas menutupi ruang intermembran antara membran dalam dan membran luar
kloroplas. Walaupun kloroplas memiliki DNA, sebagian besar protein dalam
kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan selanjutnya
dikirim ke kloroplas.
C.
Peran Klorofil dalam Fotosintesis
Klorofil merupakan fluoresen, artinya dapat menerima
sinar dan mengembalikannya dalam gelombang yang berlainan. Klorofil-a tampak
hijau tua, tapi jika sinar direfleksikan maka akan tampak merah darah. Klorofil-b
berwarna hijau cerah jika sinar direfleksikan makan berwarna merah-coklat pada
fluorensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan nila.
![]() |
Klorofil merupakan butir-butir hijau yang terdapat dalam kloroplas. Terdapat dua macam klorofil yakni klorofil a dan klorofil b dengan rumus kimia masing-masing C55H72O5N4Mg dan C55H70O6N4Mg. Klorofil a berwarna hijau tua sedangkan klorofil b berwarna hijau muda (Dwidjoseputro, 1980). Perbedaan klorofil a dan klorofil b tampak pada rumus bangunnya. Menurut Kimball (1992) menyatakan bahwa perbedaan struktur kimia pada klorofil a dan klorofil b terletak pada gugus yang terikat pada cincin porfirin. Klorofil a mengandung gugus -CH3 sedangkan klorofil b mengandung gugus HC=O. Klorofil akan terabsorbsi pada panjang gelombang 640 nm-660 nm atau 430 nm-470 nm. Absorbsi yang terbesar pada klorofil a diperoleh antara panjang gelombang 390 nm- 400nm dan 650 nm-700 nm, sedangkan klorofil b mempunyai absorbsi terbesar pada panjang gelombang antara 400 nm-450 nm dan 620 nm-670 nm (Harborne dan Dey, 1990).
Grafik 2.1 Spektrum adsorbs dari klorofil a, b, dan
karotenoid
Daun menyerap lebih dari 90% panjang
gelombang ungu dan biru yang mengenainya, dan hampir sebesar persentase panjang
gelombang jingga dan merah. Hampir semua penyerapan ini dilakukan oleh pigmen
kloroplas. Foton dalam tilakoid mengeksitasi sebuah elektron pada karotenoid
atau klorofil. Klorofil berwarna hijau karena tidak efektif dalam menyerap
panjang gelombang hijau, melainkan memantulkan. Pengukuran penyerapan nisbi
dapat dilakukan melalui berbagai panjang gelombang cahaya oleh pigmen yang
dimurnikan dengan menggunakan spektrofotometer. Semua spesies tumbuhan
memperlihatkan puncak utama pada wilayah cahaya biru, keduanya disebabkan hasil
penyerapan cahaya oleh klorofil dan karotenoid (Salisbury dan Ross, 1995).
Pengunaan panjang gelombang 645nm dan 660nm dikarenakan panjang gelombang
tersebut akan mengalami absorbsi terbesar pada klorofil a dan b (Tjitrosomo,
1985).
D. Pembentukan Klorofil
Faktor-faktor yang
berpengaruh pada pembentukan klorofil :
1.
Gen
Pembentukannya dibawa oleh suatu gen
tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka akan terjadi albino. Tanaman yang albino tidak dapat hidup dalam jangka waktu
yang lama.
2. Cahaya
Beberapa jenis tumbuhan angiospermae
dapat membentuk klorofil tanpa cahaya, Tanaman
lain yang ditumbuhkan di tempat tanpa mendapatcahaya tidak dapat membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-kuningan. Ada protoklorofil
yang mirip dengan klorofil-a, hanya protoklorofil mengandung kurang 2 atom H
dibandingkan dengan klorofil-a. Reduksi protoklorofil untuk menjadi klorofil-a
memerlukan sinar dan sinar ini diserap sendiri oleh protoklorofil untuk
mengubah dirinya sendiri menjadi klorofil-a, peristiwa ini disebut
autotransformasi. Terlalu banyak cahaya
juga berpengaruh buruk kepada klorofil. larutan klorofil yang dihadapkan kepada
cahaya kuat tampak berkurang hijaunya. hal ini dapat kita lihat pada daun -
daunan yang terus menerus terkena sinar langsung, warnanya menjadi hijau
kekuning-kuningan.
2. Oksigen
Kecambah yang ditumbuhkan
di tempat gelap, kemudian dipindahkan ke tempat yang terkena cahaya tak mampu
membentuk klorofil, jika tidak disertai dengan pemberian oksigen. Kehadiran oksigen bersama-sama
dengan cahaya mempengaruhi proses pembentukan klorofil. Menurut Walters (2005),
intensitas cahaya yang tinggi dapat meningkatkan konsumsi oksigen, transport
elektron dan rasio jumlah klorofil a dan klorofil b.
3. Karbohidrat
Karbohidrat terutama di dalam bentuk gula, ternyata sangat menolong pada pembentukan klorofil dalam
daun yang mengalami pertumbuhan di tempat gelap (etiolasi). Dengan tidak adanya
pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun
faktor-faktor yang lain tersedia.
4. Nitrogen, Magnesium, Besi,
Mn, Cu, Zn
Kekurangan akan salah satu
dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.
5. Air
Kekurangan air
mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan
pohon-pohonan di musim kering.
6. Temperatur
Temperatur 30-48°C
merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan
tanaman, akan tetapi yang paling banyak adalah 26-30° C.
Warna
sebuah benda dapat terlihat jika benda tersebut memantulkan cahaya, namun
terdapat komponen cahaya yang diserap tumbuhan yaitu spectrum. Tanaman
menggunakan spektrum warna yang spesifik, umumnya spektrum warna yang paling
banyak tersedia, antara lain:
Daun berwarna hijau muda
Tanaman dengan daun
hijau muda kurang efisien dalam berfotosintesis dan mempunyai klorofil dalam
jumlah sedikit. Tanaman berdaun hijau muda membutuhkan cahaya terang untuk
mengkompensasi kekurangan klorofil dalam jaringan tubuhnya.
Daun berwarna hijau tua
Tanaman dengan daun
hijau tua menandakan tanaman menyerap spektrum hijau lebih sedikit dibandingkan
spektrum warna lain. Ini menandakan banyaknya klorofil di daun dan menyebabkan
tanaman mengambil keuntungan maksimal yang diberikan oleh cahaya yang ada
(dalam kondisi cahaya rendah). Tanaman berdaun hijau tua terbiasa hidup di
kondisi cahaya rendah dan tidak membutuhkan cahaya tinggi. Tanaman jenis ini
akan memunculkan daun baru berwarna hijau muda karena belum mempunyai klorofil
sebanyak daun tuanya.
Daun berwarna merah
Spektrum
merah biasanya merupakan area dimana tanaman sensitif untuk fotosintesis, walau
tanaman berdaun merah memantulkan warna merah, bukan menyerapnya. Perubahan
warna ini disebabkan kenyataan tanaman terdapat pigmen karotenoid yang kurang
efisien menangkap sinar dibandingkan daun dengan klorofil hijau. Untuk
mengkompensasi kekurangan warna merah, tanaman harus menerima spektrum warna
hijau dan biru lebih banyak sehingga membutuhkan cahaya lebih tinggi. Beberapa
tanaman bisa merubah pigmen yang dibutuhkan untuk fotosintesis . Dalam hal ini,
tanaman berdaun merah bisa berubah menjadi hijau jika cahaya kurang (google/fotosintesis/).
E. Menghitung Kadar Klorofil Daun Suatu
Tumbuhan
Masing-masing
tumbuhan mempunyai kadar klorofil yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan
umur tumbuhan. Semakin tua umur tanaman semakin banyak jumlah klorofil karena
bersifat akumulasi. Penghitungan kadar klorofil dapat dilakuakn dengan
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Kadar
klorofil a dan klorofil b, dapat dihitung dengan menggunakan rumus Wintermans
dan de Mots :
·
klorofil a :
13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649(mg/l)
·
klorofil b :
25,8 x OD 649 – 7,7 OD 665 (mg/l)
·
klorofil total :
20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l)
Sebelum
memulai perhitungan, spektrofotometer harus dikalibrasi dengan menggunakan
alcohol 95%.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Percobaan yang dilakukan
dalam mengukur kadar klorofilo berbagai daun dari suatu tanaman yang umurnya
berbeda-beda adalah bersifat eksperimental karena percobaan ini dilakukan di
laboratorium dan dalam percobaan ini terdapat variable manipulasi, variable
kontrol dan variable respon. Selain itu juga menggunakan
pembanding dalam penelitian.
B. Variabel-Variabel
Penelitian
§ Variabel
kontrol : jenis
daun, massa daun, alkohol 95%, panjang gelombang spektrofotometer (649 nm dan
665 nm).
·
Variabel manipulasi :
umur
daun (tua, setengah tua dan muda)..
§ Variabel respon :
kadar
klorofil a, kadar klorofil b, dan kadar klorofil total.
C. Alat dan Bahan
a. Alat
o
Pipet tetes 3
buah
o
Gelas ukur 2
buah
o
Lumpang porselin dan alu 2 buah
o
Kertas saring 3
lembar
o
Spektrofotometer 1 set
o
Timbangan 1
set
o
Tabung Erlenmeyer 2 buah
b. Bahan
o
Alkohol 95%
o Daun muda, yang diambil daun bagian pucuk
o Daun setengah muda, yang diambil daun nomor 3 dari pucuk
o Daun tua, yang diambil nomor 5 ke bawah.
NB: daun
puring, daun bougenville, daun alamanda, daun celosia
D. Langkah
Kerja
1.
Menimbang 0,5 gr daun muda yang masih segar,
kemudian memotongnya kecil-lecil.
2.
Menggerus potongan-potongan daun tersebut dalam
lumpang porselin sampai halus.
3. Mengekstraksi
gerusan daun tersebut dengan menggunakan 50 ml alkohol 95%.
4.
Menyaring ekstrak tersebut dengan menggunakan
kertas saring.
5.
Mengukur kadar klorofil filtrate tersebut
dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 649 nm dan 665 nm.
Sebelum pengukuran perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Larutan yang
digunakan sebagai pelarut untuk kalibrasi adalah alcohol 95%. Mencatat nilai
absorbansi (optical density) larutan
tersebut.
6.
Kadar klorofil a, kadar klorofil b dan kadar
klorofil total dapat dihitung dengan rumus dari Wintermans dan de Mots berikut:
§ Klorofil
a : 13,7 x OD 665 – 5,76 OD 649
(mg/l)
§ Klorofil
b : 25,8 x OD 649 – 7,70 OD 665
(mg/l)
§ Klorofil
total : 20,0 x OD 649 + 6,10 OD 665
(mg/l)
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari praktikum yang telah
dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1.
Tabel
Tabel
4.1 Hasil Pengukuran Kadar Klorofil pada Berbagai Jenis Tumbuhan dan Umur Daun
Jenis tanaman
|
Umur Daun
|
Absorbansi (OD)
|
Kadar Klorofil
|
|||
649 (nm)
|
665 (nm)
|
a (mg/l)
|
b
(mg/l)
|
Total
(mg/l)
|
||
Puring
Muda:
Hijau
½ tua:
Merah
Tua:
Merah kusam
|
Muda
|
0,15
|
0,17
|
1,465
|
2,561
|
4,03
|
Setengah
Tua
|
0,26
|
0,13
|
1,283
|
5,707
|
5,993
|
|
Tua
|
0,41
|
0,23
|
0,789
|
8,807
|
9,603
|
|
Kembang sepatu
Muda:hijau
½ tua:hijau
Tua:hijau
|
Muda
|
0,41
|
0,38
|
2,85
|
7,65
|
10,52
|
Setengah
Tua
|
0,77
|
0,69
|
7,09
|
14,75
|
19,6
|
|
Tua
|
0,91
|
0,81
|
5,85
|
17,24
|
23,14
|
|
Genitu
Muda=½tua=Tua=
Perm
atas: hijau
Perm
bawah: merah kecoklatan
|
Muda
|
0,95
|
0,9
|
7,149
|
17,58
|
24,49
|
Setengah
Tua
|
2
|
1,5
|
9,03
|
40,05
|
49,15
|
|
Tua
|
2
|
2
|
15,88
|
36,2
|
52,20
|
|
Bayam Merah
Muda:
merah
½ Tua:
merah
Tua:
merah
|
Muda
|
0,26
|
0,23
|
1,68
|
4,94
|
6,60
|
Setengah
Tua
|
0,35
|
0,34
|
2,64
|
6,41
|
9,07
|
|
Tua
|
0,68
|
0,68
|
4,36
|
12,92
|
17,26
|
2. Grafik

Grafik. 4.1 Pengaruh Umur
Daun dan Jenis Tumbuhan Terhadap Kadar Klorofil a

Grafik 4.2. Pengaruh Umur Daun dan Jenis
Tumbuhan Terhadap Kadar Klorofil b

Grafik 4.2. Pengaruh Umur Daun dan Jenis
Tumbuhan Terhadap Kadar Klorofil Total
B.
Analisis Data
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan
pengukuran dengan spektrofotometer,
terdapat perbedaan kadar klorofil pada berbagai jenis tumbuhan dengan umur daun
yang berbeda. Perbedaan kadar klorofil dari daun muda (daun
yang diambil dari pucuk) , setengah
tua (Daun no 3 dari pucuk), dan tua (Daun no 5 dari pucuk) dapat dilihat
sebagai berikut : tumbuhan puring, daun muda kadar klorofil a = 1,465; klorofil b = 2,561 dan klorofil total = 4,03. Untuk daun setengah tua, kadar klorofil a = 0,283; klorofil b= 5,707 dan klorofil total = 5,993. Untuk daun tua, kadar klorofil a = 0,789; klorofil b=8,807 dan klorofil
total = 9,603. Sedangkan untuk daun kembang sepatu, daun muda kadar klorofil a = 2,85; klorofil b = 7,65 dan klorofil total = 10,52. Untuk daun setengah tua, kadar klorofil a = 7,09; klorofil b= 14,75 dan klorofil total = 19,6. Untuk daun tua, kadar klorofil a = 5,85; klorofil b= 17,24 dan klorofil total = 23,14. Untuk daun genitu muda, kadar
klorofil a = 7,149 kadar klorofil b = 17,58 dan kadar klorofil totalnya = 24,49.
Untuk daun setengah tua kadar klorofil a = 9,03; kadar klorofil b = 40,05;
kadar klorofil totalnya = 49,15. Dan untuk daun tua, kadar klorofil a = 15,88;
kadar klorofil b = 36,2 dan kadar
klorofil totalnya = 52,20. Dan pada daun bayam merah, daun muda kadar klorofil a = 1,68; klorofil b = 4,94 dan klorofil total = 6,60. Untuk daun setengah tua, kadar klorofil a = 2,64; klorofil b= 6,41 dan klorofil total = 9,07. Untuk daun tua, kadar klorofil a = 4,36; klorofil b= 12,92 dan klorofil total = 17,26.
C.
Pembahasan
Berdasarkan
analisis data dan grafik di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar
klorofil antara daun pucuk
dengan daun pada nodus ke-3 dan daun pada nodus ke-5.
Setiap jenis tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda. Pada semua jenis
tumbuhan terdapat peningkatan kadar klorofil total seiring dengan peningkatan
umur daun. Hal itu terlihat pada daun muda (pucuk) yang berwarna hijau muda,
kemudian semakin kebawah daunnya semakin hijau hingga warnanya hijau tua. Hal
ini menandakan kandungan klorofilnya meningkat karena klorofil bersifat
akumulatif (bertambah banyak jika semakin lama waktunya-tua-). dan memantulkan warna hijau dari sinar tampak
dari sinar matahari. Namun pada beberapa daun, makin tua usianya, warna daun
tidak hijau (berwarna merah). Peristiwa ini disebabkan oleh adanya pigmen lain
(karoten, antosianin, xantofil) yang tumbuh lebih dominan pada umur tertentu
atau pada daun tersebut mengalami klorosis karena kekurangan mineral yang
dibutuhkan untuk membentuk klorofil. Seperti yang terlihat pada daun puring,
saat masih muda berwarna hijau, yang dewasa berwarna merah cerah sedangkan yang
tua berwarna merah gelap. Hal ini bukan karena klororsis karena dalam hidupnya
puring ini dirawat dengan baik (dipupuk). Itu terjadi karena pada daun puring muda jumlah klorofil
mendominasi pigmen lain sedangkan puring yang setengah tua dan tua mengandung
pigmen karotenoid (pigmen yang meyebabkan warna merah pada tumbuhan) lebih
dominan, sehingga menyebabkan jumlah klorofil sedikit dan timbulnya warna
merah.
Pada
data tersebut terlihat bahwa pada daun genitu, baik yang masih muda, setengah
tua, dan tua mengandung klorofil total paling banyak jika dibandingkan dengan
tumbuhan puring, kembang sepatu, dan bayam merah. Padahal daun genitu tidak
berwarna hijau secara keseluruhan. Sisi adaxial (permukaan atas daun) berwarna
hijau, sisi abaxial (permukaan bawah daun) berwarna merah kecoklatan. Hal ini
karena jumlah klorofil tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah pigmen saja, namun
luas permukaan daun, daun genitu lebih luas dari pada daun yang lain, sehingga semakin
luas daerah pencahayaan dan banyaknya jaringan palisade dan jaringan sponsa
yang terdapat pada daun. Naungan juga mempengaruhi jumlah
klorofil pada daun ternaung, daun dari pohon genitu letaknya berdampingan
dengan pohon-pohon lain yang tinggi, sehingga intensitas pencahayaan kurang,
sehingga kadar klorofil lebih tinggi daripada karotenoid jika daun terdedah pencahayaan
dengan intensitas cahaya yang tinggi, maka klorofil bisa rusak sehingga daun
akan membentuk karotenoid (karoten dan xantofil) yang banyak untuk melindungi
klorofil, sehingga kadar klorofil daun tersebut lebih rendah daripada
karotenoid.
D. Diskusi
1. Jelaskan
mengapa kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda. Kemukakan pendapat
saudara dengan memberikan teori-teori yang mendukung.
Jawab :
Karena pada daun memiliki perbedaan dalam pembentukan klorofil sehingga
terdapat pada kadar klorofil yang dikandung. Pada daun muda, kebanyakan daun
ini memiliki mesofil daun yang baru terbentuk terutama pada daun pucuk sehingga
pembentukan kloroplas masih belum sempurna akibatnya klorofil yang dibentuk
juga sedikit. Selain itu jumlah klorofil bersifat akumulatif, semakin tua umur
daun semakin lama tumbuhan melakukan fotosintesis menyebabkan semakin banyak
klorofil yang dikandungnya.
2. Jelaskan
fungsi klorofil di dalam proses fotosintesis.
Jawab :
Fungsi klorofil adalah menangkap dan menyimpan cahaya dengan gelombang tertentu
yang di gunakan untuk membangun molekul-molekul organik yang kompleks khususnya
gula dan zat-zat organik.
3. Manakah
diantara tumbuhan terdedah dan ternaung (pada spesies yang sama) memiliki
jumlak klorofil yang tersebar?
Jawab :
Daun ternaung memiliki klorofil yang lebih tinggi dari daun terdedah karena
kloroplas memiliki grana yang lebih banyak. Hal ini terjadi karena daun naungan
lebih banyakenergi untuk menghasilkan pigmen permanent cahaya memungkinkan
untuk mampu menggunakan semua cahaya dalam jumlah tertentu yang menaunginya.
BAB
V
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kadar klorofil dipengaruhi oleh umur tumbuhan, semakin tua umur daun semakin
tinggi kadar klorofilnya.
2.
Kadar klorofil dipengaruhi oleh pigmen daun, semakin hijau warna daun, semakin
tingga kadar klorofilnya.
3.Terdapat
factor luar yang mempengaruhi kadar klorofil, yaitu luas permukaan daun,
naungan, konsentrasi karbon dioksida, persediaan air, intensitas cahaya, dan
temperature, dan factor dalam yaitu, morfologi daun, stomata, akumulasi,
fotosintat, dan faktor protoplasma.
4. Pengukuran dengan spektrofotometer
dapat mengetahui kadar klorofil daun dari berbagai umur dan pigmen daun.
B.
Saran
Untuk
praktikum selanjutnya perlu diperhatikan untuk penggunaan spektrofotometer
harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan mengunanakan alcohol 95% untuk
menghasilkan data yang valid. Selain itu dalam m
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya:
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan
Biologi FMIPA Unesa.
Salisbury, B. Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2.
Bandung : ITB Press
http//:
annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/fotosintesis/
Diakses
pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.00 WIB
http//: miftahur.com/asal-usul-kloroplas
Diakses
pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.09 WIB
http//:arcturusarancione.wordpress.com/.../fotosintesis/
Diakses
pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.15WIB
http//:
www.tpb.ipb.ac.id/files/materi/pip/kuliah%20PIP%20topik%207-05.pdf
Diakses pada
tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.20 WIB
http//:
blog.unila.ac.id/zahra/2010/05/04/kloroplas/
Diakses
pada tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.28 WIB
http//:suhadinets.wordpress.com/2008/11/pigmen.doc
Diakses pada
tanggal 17 Maret 2011, pukul 15.39WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar