Selasa, 21 Mei 2013

Fisiologi tumbuhan-pengaruh lama perendaman biji


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perkecambahan merupakan tahapan awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji. Embrio di dalam endosperma biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan berkembang dan menjadi tumbuhan muda. Endosperma berfungsi sebagai penyedia cadangan energi bagi embrio dalam proses perkecambahan, mengandung protein albumin (protein yang larut dalam air), karbohidrat dan lemak (Anonim, 2011). Endosperma dapat berkecambah apabila didukung oleh faktor-faktor eksternal maupun internal, seperti keadaan biji, permeabilitas kulit biji dan tersedianya air disekeliling biji (Aprilisa, 2011). Faktor eksternal berupa air merupakan penentu kecepatan perkecambahan. Biji kacang tanah memiliki endosperma yang lebih besar dibandingkan dengan biji kacang-kacangan lainnya, sehingga di dalamnya terdapat protein, lemak dan karbohidrat yang banyak. Oleh karena itu dilakukan percobaan yang berjudul Pengaruh perendaman biji kacang tanah dalam air terhadap kecepatan perkecambahan.

B.     Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas didapatkan suatu rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh lama perendaman biji kacang tanah dalam air terhadap kecepatan perkecambahannya?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji kacang tanah dalam air terhadap kecepatan perkecambahan biji kacang tanah tersebut.





BAB II

KAJIAN PUSTAKA


Perkecambahan merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan. Fase akhir dormansi adalah permulaan fase perkecambahan. Permulaan fase perkecambahan ditandai dengan penghisapan air (imbibisi) kemudian terjadi pelunakan kulit biji sehingga terjadi hidratasi protoplasma.
                                                




Gambar.2.1. Penampang melintang biji
Sumber: gardening.wsu.edu/library/vege004/vege004

Setelah fase istirahat berakhir, maka aktivitas metabolisme meningkat dengan disertai meningkatnya aktivitas enzimatik dan respirasi. Dalam aktivitas metabolisme, gibberellin yang dihasilkan oleh embrio ditranslokasikan ke lapisan aleuron sehingga menghasilkan enzim α amilase. Proses selanjutnya yaitu enzim tersebut masuk ke dalam cadangan makanan dan mengkatalis proses perubahan cadangan makanan yang berupa pati menjadi gula sehingga dapat menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas sel dan pertumbuhan (Aprilisa, 2011).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran dan isi sel yang bersifat irreversible (tidak dapat balik), diikuti oleh biosintesis penyusun protoplasma baru. Proses ini meliputi proses tumbuh dan diferensiasi, parameter yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah dengan menghitung volume sel, jumlah sel, berat dan hal lain yang bersifat kuantitatif (Rahayu, dkk, 2011). Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Perkembangan ialah suatu perubahan yang teratur yang menuju keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan lebih kompleks dalam hal ini pertumbuhan bersifat kualitatif, perubahan kualitatifnya dapat terjadi pada sel atau penyusun selnya. Perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa (Anonim, 2009).
Pertumbuhan dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu pembelahan sel dan pembesaran atau pemanjangan sel. Pembelahan sel menghasilkan dua sel anakan sehingga menambah jumlah sel penyusun tubuh. Pembelahan sel dianggap selesai bila sel anakan telah sama dengan ukuran sel induknya. Pembesaran atau pemanjangan sel menyebabkan ukuran sel baru itu lebih besar dari ukuran sel induk. Pemanjangan sel terjadi apabila sel yang membentang dindingnya pada sumbu tertentu sedangkan pada pembesaran sel pembentang sel terjadi ke segala arah, agar dinding sel membentang maka tekanan osmotic cairan sel harus dinaikkan sehingga terjadi daya hisap air pada isi sel dan air yang masuk ke dalam sel serta tekanan turgor yang terjadi menyebabkan dinding sel yang telah plastis (lunak) dapat mengembang (Soerodikoesoemo, 1993).
Biji akan menjadi dewasa dalam buah. Setelah buah matang dan biji dikeluarkan, biasanya biji dalam keadaan dorman untuk waktu yang lama atau pendek saja. Apabila dormansi ini dapat dihilangkan, maka terbentuk giberelin dan sitokinin yang diperlukan untuk mengungguli efek kerja penghambat pertumbuhan, sehingga pertumbuhan pun dapat dimulai. Dalam keadaaan tersebut, jika diberi air maka biji pun akan berkecambah (Rahayu dkk, 2011).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara berbagai factor, baik faktor internal ataupun factor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam tubuh antara lain sifat genetik yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar tubuh tumbuhan (lingkungan) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Potensi genetik hanya akan berkembang apabila ditunjang oleh lingkungan yang sesuai.

           


Gambar.2.3 Perkecambahab biji kacang tanah
Sumber. Google/perkecambahan biji kacang tanah
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu:
1.      Faktor internal
Suatu faktor yang melibatkan hereditas dan hormone yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, dormansi biji, dan penghambat perkecambahan biji.
Ø  Tingkat kemasakan biji
      Biji yang ditanam sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, biji yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna.
Ø  Ukuran biji, karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih
      Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio saat perkecambahan. Ukuran biji mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih. semakin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat biji berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat biji menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
Ø  Dormansi
      Biji dorman adalah biji yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Biji dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Ø  Penghambat perkecambahan
      Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih. Seperti herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat menyebabkan dormansi (Triantini, 2009). Menurut Kuswanto (1996) dalam irwanto, (2011), penghambat perkecambahan biji dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam biji maupun di permukaan biji, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.

2.      Faktor lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses perkembangan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah pendeknya hari, suhu, nutrisi, cahaya, dan air.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan :
Ø  Air
Air berpengaruh terhadap pertumbuhan, berfungsi dalam metabolisme, menentukan turgor sel sebelum membelah atau membesar, menentukan kecepatan reksi biokimia dalam sel. Berubahnya kadar air sel akan mempengaruhi kadar hormone dalam tubuh. Saat air masuk ke dalam sel untuk mengisi ruang yang kosong, maka air justru menyebabkan terjadinya pertumbuhan dengan cara mendorong dinding dan membrane untuk melar (Salisbury, 1995). Air berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal (Anonim, 2000). Kecepatan pergerakan air ke dalam sel diatur oleh dua faktor yaitu gradien potensial air dan permeabilitas membrane terhadap air.
Penyerapan air oleh biji dipengaruhi oleh sifat biji itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis bijinya, dan tingkat pengambilan air juga dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002 dalam Anonim, 2011). Perkembangan biji tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen. Biji mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002 dalam Anonim, 2011). Sekitar 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar   terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3.Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon
ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.      

Ø  Cahaya
Cahaya berpengaruh dari intensitas, kualitas, dan penyinarannya. Pigmen yang bertanggung jawab terhadap reaksi cahaya adalah fitokrom. Fitokrom mempengaruhi berbagai proses metabolisme, sehingga mempengaruhi pertumbuhan. Contonhnya peran cahaya pada pertumbuhan dengan mekanisme fitokrom adalah etiolasi kecambah.
Ø  Suhu.
Pertumbuhan sangat peka terhadap perubahan suhu. Suhu mempengaruhi kerja gen dengan menghambat pada suhu rendah. Perubahan suhu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan yang disebut dengan termoperioditas.
Ø  Nutrisi
Peran nutrisi ialah sebagai bahan penyusun sel, serta ada yang menjadi kofaktor enzim tertentu. Enzim bekerja pada reaksi biokimia biasa tetapi ada yang diperlukan untuk mensintesis hormone, sehingga efeknya sangat luas. Kurangnya nutrisi menyebabkan defisiensi pada tumbuhan (Soerodikoesoemo, 1993).
           


 

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian

Kegiatan praktikum pengaruh perendaman biji kacang tanah dalam air terhadap kecepatan pertumbuhan perkecambahan bersifat kegiatan eksperimen, karena pada penelitian ini memiliki ciri-ciri eksperimen, yaitu terdapat variabel kontrol, variabel manipulasi dan variabel respon.

B.     Variabel-variabel Penelitian

·         Variabel Manipulasi  : lama perendaman biji.
·         Variabel kontrol        : jenis biji, jumlah biji, volume air suling,
banyaknya tissue yang digunakan, tempat tumbuh biji,    dan penempatan tempat tumbuh biji.
·         Variabel respon         : kecepatan perkecambahan.

C.    Alat dan Bahan

Alat   : Mangkuk (tempat perendamanan biji) 5 buah.
       Kertas tissue secukupnya
      Nampan tempat mengecambahkan biji
      Plastik untuk menutup nampan
Bahan :  Biji kacang tanah 250 biji.
       Air suling.

D.    Langkah Kerja

Menyiapkan semua peralatan yang digunakan kemudian merendam biji kacang tanah selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam, 0 jam (tanpa direndam) masing-masing 50 biji pada mangkuk. Menanam biji dalam waktu yang bersamaan pada nampan yang telah dialasi dengan kertas tissue basah. Menutup nampan dengan palstik (untuk menghindari terkena cahaya secara langsung) kemudian menyimpan di tempat yang gelap dan mengamati setiap hari jumlah biji yang berkecambah serta melakukan perhitungan pada biji yang berkecambah selama 10 hari. Menghitung hari pertama pengamatan saat penanaman biji pada gelas aqua. Membuat tabel persentase perkecambahan dan indeks kecepatan perkecambahan dari hasil pengamatan.
Ø  Persentase perkecambahan =  jumlah biji yang berkecambah X 100%
                               jumlah keseluruhan biji                                                
Ø  Indeks kecepatan perkecambahan (IKP) =
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Tabel
Tabel 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Biji Kacang Tanah terhadap Kecepatan Perkecambahan
Lama Perendaman
Jumlah Awal
Jumlah Biji yang Berkecambah pada Hari ke-
Jumlah akhir Perkecambahan
Prosentase (%)
IKP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 jam
50
0
5
9
6
6
5
4
3
0
0
38
76
9,97
1 jam
50
0
6
11
8
4
4
4
3
0
0
40
80
11,07
2 jam
50
0
7
14
6
5
4
4
4
0
0
44
88
12,40
3 jam
50
0
7
17
5
4
3
3
3
3
0
45
90
12,85
4 jam
50
0
9
19
5
4
3
4
2
2
0
48
96
14,42

2.         Histogram

Histogram 4.1. Pengaruh Lama Perendaman Biji Kacang Tanah terhadap   Prosentase Perkecambahan




Histogram 4.2. Pengaruh Lama Perendaman Biji Kacang Tanah terhadap   Indeks Kecepatan Pertumbuhan (IKP)

B.     Analisis Data
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dengan perbedaan lama perendaman, dihasilkan jumlah dan kecepatan perkecambahan biji yang berbeda-beda. Pada lama perendaman 0 jam atau tanpa perendaman, biji berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 38 dari jumlah keseluruhan 50 biji dengan prosentase sebesar 76% dan IKP sebesar 9,97. Pada biji dengan perendaman selama 1 jam, biji mulai berkecambah pada hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 40, dengan prosentase sebesar 80% dan IKP senilai 11,07. Pada lama perendaman 2 jam, biji mulai berkecambah sejak hari ke-2, jumlah semua biji yang berkecambah 44, dengan prosentase 88% dengan IKP sebesar 12,40. Pada lama perendaman 3 jam, biji mulai berkecambah pada hari ke-2 jumlah semua biji yang berkecambah 45 dengan prosentase 90% dan IKP sebesar 12,85. Pada lama perendaman 4 jam, biji mulai berkecambah pada hari ke-2 jumlah semua biji yang berkecambah 48 dengan prosentase 96% dan IKP sebesar 14,42.
            Dari histogram diperoleh bahwa prosentase jumlah biji yang berkecambah mulai dari tidak direndam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Semakin lama perendaman semakin besar prosentase perkecambahannya. Sedangkan pada histogram pengaruh perendaman terhadap IKP adalah semakin lama waktu perendaman, maka IPK juga akan semakin besar.

C.    Pembahasan

        Berdasarkan analisis data di atas, diketahui bahwa harga IKP bertambah besar seiring dengan lamanya perendaman dan prosentase perkecambahan bertambah besar seiring dengan lamanya perendaman terhadap biji kacang tanah. Prosentase perkecambahan biji kacang tanah yang dilakukan perendaman lama memiliki prosentase paling besar dibanding dengan direndm selama 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan tidak direndam. Biji yang direndam selama 4 jam memiliki harga IKP paling besar dari biji yang direndam selama 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan 0 jam. Hal tersebut disebabkan oleh semakin lama biji direndam, maka semakin besar masuknya air ke dalam endosperma biji. Perendaman biji dalam air mengakibatkan kulit biji lembab dan lebih lunak memungkinkan pecah dan robek sehingga perkembangan embrio dan endosperm lebih cepat terjadi, serta untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen (larut dalam air) kedalam biji. Selain itu air juga berfungsi mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya serta sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma baru.     
Sebaliknya pada biji yang tidak direndam, kulit biji menjadi keras sehingga proses perkembangannya menjadi lambat. Keberadaan air bagi biji akan mengimbibisi dinding sel biji dan menentukan turgor sel sebelum membelah. Biji dapat diketahui berkecambah jika yang pertama muncul dari biji tersebut adalah radikula (akar lembaga) yang berasal dari kulit biji yang pecah akibat pembengkakan biji setelah biji mengalami proses imbibisi. Pada biji yang kering gas O2 akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio telah menyerap air, maka suplai okigen akan meningkat pada sel-sel hidup, sehingga memungkinkan untuk terjadinya proses respirasi dan CO2 yang dihasilkan lebih mudah berdifusi keluar. Sedangkan untuk biji yang tidak direndam, dinding selnya hampir tidak permeable untuk gas, sehingga masuknya O2 ke dalam biji akan menjadi lambat. Pada biji yang direndam dengan air dapat membentuk alat transport makanan yang berasal dari endosperm, kotiledon pada titik tumbuh pada embrionik di ujung yang nantinya akan digunakan untuk membentuk protoplasma baru. Namun ketika suplai air rendah atau tidak tersedia maka pembentukan sitoplasma baru akan berlangsung sangat lambat. Air berpengaruh terhadap kecepatan reaksi biokimia dalam sel yang berhubungan dengan kerja enzim. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivitas enzim, sehingga dalam percobaan ini diletakkan pada tempat gelap. Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar dan laju perpanjangan. Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat daripada yang ditempatkan di tempat yang terkena cahaya. Hal ini dilakukan untuk menjaga intensitas cahaya yang diterima tumbuhan agar pertumbuhan berlangsung dengan baik. Salah satu faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah hormone tumbuhan. Pada biji kacang tanah mengalami masa dormansi namun tidak lama. Ketika dormansi biji kacang tanah telah hilang maka biji akan membentuk hormon giberelin dan sitokinin yang diperlukan untuk mengungguli efek kerja penghambat pertumbuhan, sehingga pertumbuhan pun dapat dimulai. Dalam keadaaan tersebut, dilakukan perendaman dalam air  maka biji pun akan berkecambah. Kadar air dalam sel berpengaruh terhadap pembentukan hormone, sehingga biji kacang tanah yang direndam selama 4 jam akan lebih cepat berkecambah sehingga IKP tinggi dan prosentase perkecambahanpun juga tinggi. Sebaliknya dengan biji kacang tanah yang tidak direndam yaitu memiliki IKP rendah akibat hormone giberelin dan sitonin ketika sudah dihasilkan tidak dapat diteruskan pada proses lebih lanjut yaitu perkecambahan akibat tidak tersedianya air. Oleh karena itu ketersediaan air mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan.











BAB V

PENUTUP


A.       Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari percobaan yang kami lakukan mengenai pengaruh perendaman biji kacang tanah dalam air terhadap perkecambahan adalah:
1.      Perkecambahan dipengaruhi oleh lama perendaman dalam air, semakin lama perendaman maka waktu perkecambahan juga akan semakin cepat.
2.      Lama perendaman biji berbanding lurus terhadap indeks kecepatan perkecambahanan, semakin lama perendaman biji dalam air maka semakin tinggi pula indeks kecepatan pertumbuhannya


B.     Saran
            Dalam praktikum ini diperlukan pemilihan yang cermat dalam menentukan biji yang digunakan dalam percobaan. Sebaiknya digunakan biji yang memiliki dormansi yang singkat sehingga memiliki pertumbuhan yang cepat pula, mengingat waktu percobaan hanya dibatasi 10 hari.



                                                                                           

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Endosperma. http://id.wikipedia.org/.
Diakses tanggal 28 April 2011

Anonim.2000.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan  Perkembangan.www.idonbiu.com.Diakses tanggal 28 April 2011

Anonim.2011.Perkecambahan.www.unjabisnis.com.
Diakses tanggal 28 April 2011

Anonim.2009.Pertumbuhan dan Perkembangan. www.zaifbio.wordpress.com
Diakses tanggal 28 April 2011

Aprilisa.2011. Pengaruh lama waktu perendaman biji kacang hijau (phaseolus vulgaris) dalam air kelapa terhadap kecepatan perkecambahan. Aprilisa’sblog.Wordpress.com. Diakses tanggal 28 April 2011

 Irwanto.2011.Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih. www.irwantoshut.co.cc/seed_viability_factor.html. Diakses tanggal 28 April 2011

Rahayu, Y,dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya:             Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.

Salisbury, B. Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung : ITB Press.

Soerodikosoemo, Wibisono dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar