Kamis, 23 Mei 2013

Pembuatan preparat hapusan darah (smear)


PREPARAT SMEAR (HAPUSAN DARAH)

a.   Tujuan Praktikum:
Untuk mempelajari teknik pembuatan preparat darah dan berbagai morfologi sel darah.

b.   Alat dan Bahan:
1.   Alkohol 70%
2.   Blood lancet atau jarum steril
3.   Kapas
4.   Kaca benda
5.   Metyl alcohol
6.   Giemsa
7.   Air
8.   Entellan
9.   Mikroskop elektrik
10.     Pipet
11.     Tisu

c.    Prosedur Kerja:
Tahap 1  Penyiapan Hapusan Darah:
1.      Memilih salah satu ujung jari dari  tangan kiri, kecuali ibu jari dan jari kelingking, lebih baik menggunakan jari manis.
2.      Membersihkan ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%, biarkan kering lebih dulu.
3.      Menusuk ujung jari yang telah bersih dengan blood lancet. Tusuk jari tersebut pada kedalaman nomor 1, bila darah belum keluar kedalamanya bisa ditambahkan. Dianjurkan dengan menggunakan kedalaman yang tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
4.      Darah yang keluar pertama kali jangan digunakan, usap tetesan pertama dengan kapas.
5.      Meneteskan darah berikutnya pada salah satu ujung objek glass A
6.      Menyentuhkan ujung objek glass lain pada ujung obyek glass A dengan posisi sudut 450, tarik mundur menyentuh tetesan darah                 
7.      Setelah tetesan darah melebar (± 3 cm), dorong ujumg objek glass lain , ke arah depan cepat dan merata hingga hapusan terlihat tipis.
8.      Mengeringkan hapusan darah di udara terbuka.
9.      Memberi tanda pada kaca benda yang ada hapusan darahnya.




Gambar pembuatan smear darah

Tahap 2  Pewarnaan Giemsa Cara Simultan:
1.             Meneteskan metil alcohol di atas hapusan darah dan biarkan selama 5-10 menit lalu keringkan
2.             Meneteskan larutan giemsa di atas hapusan darah sampai seluruh permukaannya terendam larutan giemsa. Biarkan selama 20 menit
3.             Menyuci objek glass dengan air kran yang mengalir pelan lalu keringkan
4.             Memeriksa di bawah mikroskop, jika hasilnya sudah bagus tutup dengan cover glass dengan perekat enthellan.

d.   Hasil Praktikum:
31 darah (2)IMG_0621 (2)















Perbesaran 600 X
 

Perbesaran 600 X
 


 









e.    Analisis:
Pada praktikum ini terlebih dahulu jari-jari tangan yang akan diambil darahnya disterilkan menggunakan alcohol 70 %. Hal ini bertujuan untuk mensterilkan mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi setelah jari  tangan ditusuk menggunakan jarum lancet. Setelah itu ujung jari ditusuk menggunakan jarum lancet steril hingga terlihat titik tempat darah keluar. Jarum lancet yang telah digunakan jangan sampai dipakai untuk jari orang lain agar darah tidak bercampur. Setelah ditusuk, tetesan darah pertama dibuang sedangkan tetesan darah yang kedua dan selanjutnya diletakkan di atas gelas objek. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi pada darah akibat kontak dengan jarum lancet.
Darah kemudian diteteskan di objek glass, sebaiknya darah yang diteteskan hanya sedikit, agar hapusan yang dibentuk tipis. Kemudian diratakan dengan object glass lain dengan cara mendekatkannya dipermukaan objek gelas lain dengan posisi membentuk sudut antara sebesar ± 45˚. Hal ini bertujuan untuk membentuk kapilaritas permukaan objek gelas yang lain sehingga darah dapat mencapai tiap ujung dari permukaan objek gelas. Setelah itu tetesan darah yang telah membentuk kapilaritas objek ditarik hingga rata berada di atas gelas objek kemudian dikering anginkan. Setelah kering, apusan darah terlebih dahulu ditetesi dengan metil alcohol sebagai larutan fiksasi yang merupaka zat kimia yang dapat membekukan sel darah agar tetap dalam bentuknya.kemudian diwarnai dengan larutan pewarna Giemsa sampai pewarna merata diseluruh hapusan, diamkan kira-kira 20 menit hingga darah menyerap pewarna giemsa. Perlakuan ini bertujuan untuk memberikan warna yang berbeda pada masing-masing jenis sel-sel darah berdasarkan kemampuannya menangkap zat warna. Setelah diberi pewarnaan, kemudian dilakukan pencucian dengan air mengalir untuk menghilangkan atau membersihkan sisa pewarna yang tertinggal. Mencucinya juga harus hati-hati agar sel darah tidak ikut tercuci. Setelah itu dibiarkan kering, kemudian dilihat dibawah mikroskop. Setelah itu preparat direkatkan dengan menggunakan entellan karena perekat entellan hanya memerlukan beberapa jam untuk menjadi kering.
Pada preparat yang dibuat terlihat berbagai jenis sel darah. Yang paling banyak adalah eritrosit, sedangkan sel darah puti yang terlihat adalah basofil limfosit dan monosit, selain itu juga terlihat makrofag.

f.    Pembahasan:
Dari praktikum ini didapatkan  preparat apusan darah. Preparat yang bagus ditunjukkan dengan sel-sel darah yang lengkap dan tipis, terutama eritrosit, makrofag dan lekosit. Dalam preparat yang bagus Lekosit yang terlihat adalah basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Sedikit banyaknya jumlah lekosit dipengaruhi oleh kondisi pendonor darah, ababila kondisi tubuhnya sehat maka jumlah dan macam lekosit hanya sedikit, begitu juga sebaliknya bila kondisi tubuhnya dalam keadaan sakit maka jumlah lekosit cukup banyak. Preparat yang kurang bagus ditunjukkan dengan menumpuknya sel darah akibat apusan yang masih tebal dan sel darah kurang menyerap pewarna sehingga sulit untuk mengamati.
Berdasarkan pengamatan terlihat jenis sel darah yang cukup beragam, hal ini menunjukkan bahwa preparat cukup lengkap. Pada preparat ini dari 7 macam sel darah (eritrosit, makrofag, limfosit, basofil, eosinofil, neutrofil, dan monosit) ditemukan 4 macam sel darah yaitu eritrosit, makrofag, monosit, dan limfosit. Sehingga terdapat 3 macam sel darah lainnya yang tidak terlihat yaitu basofil, eosinofil, dan basofil. Ketiganya merupakan bagian dari sel darah putih. Hal ini terjadi karena bergantung pada kondisi kesehatan pendonor darah. Pada saat darahnya diambil pendonor dalam keadaan sehat  sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh jumlahnya sedikit dan jarang ditemukan dalam darah. Pada preparat ini hanya ditemukan 2 macam sel darah putih yaitu limfosit dan  monosit.
Dalam preparat ini trombosit tidak terlihat. Hal ini dikarenakan ukuran dari trombosit yang terlalu kecil sehingga lebih sulit teramati dibandingkan sel-sel darah yang lain apabila menggunakan mikroskop cahaya biasa. Walapun jumlah sel trombosit lebih banyak dibandingkan sel-sel darah yang lain, dimungkinkan tertutupi oleh sel-sel darah yang lebih besar ukurannya (Sel darah merah dan sel darah putih) sehingga saat pengamatan hanya sel darah merah dan sel darah putih saja yang terlihat. Faktor lain yang menyebabkan hanya sel-sel darah merah dan sel darah putih dapat teramati adalah kemampuan kedua sel tersebut dalam menangkap atau berikatan dengan Giemsa lebih baik dibandingkan kemampuan sel darah lainya.
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah, mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar