PREPARAT
SQUASH (PEJETAN)
a.
Tujuan
Praktikum:
Untuk mempelajari teknik pembuatan preparat squash dan mempelajari bentuk kromosom
suatu sel baik secara mitosis
maupun meiosis.
b.
Alat
dan Bahan:
1.
Objek glass
2.
Cover glass
3.
Mikroskop
elektrik
4.
Kaca arloji
5.
Pipet tetes
6.
Pinset
7.
Kapas
8.
Silet
9.
Botol
fial
10.
Alkohol 70%
11.
Alkohol 95%
12.
Larutan FAA
13.
Whittman’s
hematoxylin
14.
Asam cuka
glasial
15.
Mikroskop stereo
16.
Larutan hidrolisis
17.
Jarum pentul
18.
Hoyer’s
mounting (Arabic gum 50 gr + chloral hydrate 20 gr + aquades 50 ml)
19.
Akar bawang
yang baru tumbuh
20.
Kuncup bunga cabe
c.
Prosedur
Kerja:
Preparat
Mitosis
1.
Menanam bawang dengan
media air sampai panjang akar mencapai 2-3 cm
2.
Memotong ujung akar bawang
dan rendam dalam larutan FAA selama 24 jam
3. Jika
ingin disimpan maka pindahkan dalam
alcohol 70%
4. Merendam potongan akar dalam larutan hidrolisis selama
30 menit. Tujuan dari hidrolisis adalah melunakkan
jaringan agar mudah dipejet di kaca objek.
5. Merendam
dalam alkohol 95% minimal selama 30 menit dengan penggantian alkohol minimal 4
kali. Tahap ini sangat penting untuk menghilangkan sisa dan pengaruh HCl dari
ujung akar.
6. Memindahkan
potongan akar ke dalam kaca arloji dan rendam dengan whittman’s hematoxylin
selama 20 menit
7. Mencuci
potongan akar dengan asam cuka glasial, ganti asam cuka glasial hingga warna
asam cukanya jernih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan dampak negative dari
Hematoksilin.
8. Meneteskan
Hoyer’s mounting pada kaca benda dan letakkan potongan akar tepat ditengah
tetesan
9. Menutup
dengan cover glass
10. Melakukan
Pejetan terhadap cover pada obyek glass dengan jari sehingga ujung akar hancur
dan sel-selnya tersebar
11. Menunggu
Hoyer’s mounting mengering dan amati di bawah mikroskop
Preparat
Meiosis
1. Memetik
kuncup bunga cabe yang terkecil dan masukkan dalam larutan FAA selama 24 jam
2. Memindahkan
dalam larutan alcohol 70% bila ingin diawetkan
3. Membuka
kuncup bunga dengan bantuan jarum pentul dan mikroskop stereo
4. Mengambil
bagian kepala sari dan kumpulkan dalam kaca arloji
5. Merendam
dengan larutan hidrolisis selama 30 menit
6. Merendam
dalam alkohol 95% selama 30 menit diulang sampai 4 kali, dengan minimal 4 kali
penggantian.
7. Memindahkan
kepala sari ke dalam kaca arloji dan rendam dengan whittman’s hematoxylin
selama 20 menit
12. Mencuci
kepala sari dengan asam cuka glasial, ganti asam cuka glasial hingga warna asam
cukanya jernih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan dampak negative dari
Hematoksilin.
8. Meneteskan
Hoyer’s mounting pada kaca benda dan letakkan kepala sari tepat ditengah
tetesan lalu tutup dengan coverglass
9. Melakukan
pejetan terhadap cover pada obyek glass dengan jari sehingga kepala sari hancur
dan sel-selnya tersebar
10. Menunggu
sampai perekat (Hoyer’s mounting) mengering dan amati di bawah mikroskop
d.
Hasil
Praktikum:
Mitosis




|
|||||||
![]() |
|||||||
|
|||||||
|
|||||||

![]() |
||||||
|
||||||
![]() |
||||||
|
e.Analisis:
Preparat
Mitosis
Praktikum ini menggunakan akar bawang merah karena bawang merupakan tanaman yang mudah didapat
dan sel-selnya cukup besar dan
tahapan pembelahan selnya bisa terlihat jelas. sehingga mudah diamati tahapan mitosisnya dengan bantuan mikroskop. Bagian yang digunakan adalah ujung akar karena pada ujung
akar merupakan bagian meristematik yang masih aktif membelah sehingga mudah
memperoleh tahapan-tahapan mitosisnya.
Akar bawang dipotong menggunakan silet yang
baru karena pada proses pemotongan akar bawang sangat lunak sehingga memerlukan alat
pemotong yang tajam agar tidak merusak komponen sel. Pinset digunakan untuk
mengambil bagian akar yang sudah dipotong dan memasukkannya pada botol fial agar
tidak tergencet. Botol fial berisi larutan fiksatif yaitu FAA, fungsi dari FAA
adalah untuk menghentikan aktivitas mitosis dan mempertahankan kondisi sel akar
bawang sebagaimana saat memotongnya. Sehingga bisa disimpan dalam waktu yang
cukup lama. Pemotongan dilakukan pada malam hari karena proses mitosis aktif
pada malam hari, sehingga mudah mendapat fase-fase pada mitosis.
Akar dikeluarkan dari botol yang berisi FAA dan direndam
di dalam alkohol 70%, perendaman bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa FAA
yang masih terdapat di dalam sel ujung akar bawang merah. Perendaman dengan alkohol bertujuan untuk menyegarkan
kembali sel ujung akar bawang setelah dimasukkan kedalam FAA. Kemudian merendam akar dalam larutan hidrolisis untuk melunakkan dinding sel sehingga mudahkan dalam
memotong tudung akar bawang merah karena dengan pemberian hidrolisis tudung
akar menjadi berwarna lebih putih dibandingkan sel lainnya sehingga dapat
memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya. Untuk menghilangkan
sisa HCl maka ujung akar di cuci dengan alcohol 95%.
Setelah
pencucian dari HCL, dilakukan pemberian larutan hematoksilin weitmen. hematoksilin
weitmen adalah pewarna, sehingga jelas berfungsi untuk memberi pigmen kepada sel ujung akar
bawang sehingga mudah untuk diamati dan terlihat pada saat diamati dibawah
mikroskop. Perlakuan yang terakhir adalah meletakkan bagian akar pada gelas
objek dan kemudian ditutup dengan cover glass yang telah diberi perekat hoyer dan
ditekan menggunakan ujung pencil agar sel menyebar dan tidak merusak sel yang
akan diamati.
Pada preparat mitosis ini
terlihat hasil yang cukup bagus, karena hampir semua fase dalam mitosis ada.
Yaitu prophase dimana kromatin membentuk benang kromosom, metaphase yang
merupakan phase dimana kromosom berada di bidang ekuator, anaphase dimana
merupakan phase yang menunjukkan kromosom sudah mengarah ke kutub yang
berlawanan akibat penarikan benang spidel, telophase dimana sudah terbentuk dua
inti akan tetapi belum terjadi pemisahan membrane dengan sempurna, dan yang paling
banyak adalah Interphase, yaitu phase istirahat dan tidak terjadi proses
pembelahan sel.
Preparat Meiosis
Praktikum ini menggunakan kuncup bunga cabai yang
paling kecil. Bagian yang digunakan
adalah serbuk sari karena meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi.
Sebelumnya, akar bawang dipotong menggunakan silet baru karena pada proses pemotongan, akar bawang sangat lunak
sehingga memerlukan alat pemotong yang tajam agar tidak merusak komponen sel.
Pinset digunakan untuk mengambil bagian akar yang sudah dipotong dan
memasukkannya pada botol fial agar tidak tergencet. Botol fial berisi larutan
fiksatif yaitu FAA, fungsi dari FAA ini adalah untuk menghentikan aktivitas
mitosis dan mempertahankan kondisi sel akar bawang sebagaimana saat
memotongnya.
Selanjutnya
kuncup bunga cabai
direndam di dalam alkohol 70%, perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan
sisa-sisa FAA yang masih terdapat di dalam kuncup bunga cabai. Selain itu perendaman dengan alkohol bertujuan untuk
menyegarkan kembali kuncup bunga cabai setelah dimasukkan kedalam FAA.
Kemudian
kuncup bunga cabai
dikeluarkan dari botol dan dibelah menggunakan jarum pentul dengan bantuan
mikroskop stereo untuk diambil bagian kepala sarinya. Kepala sari tersebut
kemudian direndam dengan larutan hidrolisis hal ini bertujuan melunakkan
dinding sel sehingga memudahkan dalam pemejetan. Untuk menghilangkan sisa HCl
maka ujung akar di cuci dengan alcohol 95%.
Setelah
proses pencucian dengan HCL, dilakukan pemberian hematoksilin weitmen. Fungsi hematoksilin weitmen adalah untuk memberi warna
kepada sel kepala sari sehingga mudah untuk diamati dan terlihat pada saat
diamati dibawah mikroskop. Perlakuan yang terakhir adalah meletakkan bagian
kepala sari pada gelas objek dan kemudian ditutup dengan cover glass yang telah
diberi hoyer kemudian ditekan menggunakan ujung pencil agar selnya menyebar dan
tidak merusak sel yang akan diamati.
Pada
meiosis tidak sebagus mitosis walaupun
fase-fasenya cukup lengkap, tetapi fase-fasenya tidak sejelas pada mitosis, selnya pun relatif lebih kecil
dibandingkan mitosis sehingga tidak begitu jelas.
e.
Pembahasan
Preparat
Mitosis
Preparat mitosis terlihat
hasil yang cukup bagus, karena hampir semua fase dalam mitosis ada. Fase
tersebut antara lain prophase dimana kromatin membentuk benang kromosom,
metaphase yang merupakan fase dimana kromosom berada di bidang ekuator,
anaphase yaitu fase yang menunjukkan
kromosom sudah mengarah ke kutub yang berlawanan akibat penarikan benang
spidel, telophase dimana sudah terbentuk dua inti akan tetapi belum terjadi
pemisahan membrane dengan sempurna, dan yang paling banyak adalah Interphase,
yaitu phase istirahat dan tidak terjadi proses pembelahan sel.
Tahapan- tahapan mitosis,
antara lain:
1. Profase
Tahap ini menunjukkan benang - benang kromatin berubah menjadi kromosom. Setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu
sentromer. Dinding
inti dan anak inti menghilang dan pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom
berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan dan juga serat-serat
gelendong atau benang-benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan. Awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami
replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil
pembelahan bermigrasi ke sisii berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan,
mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle,
yang membentuk seperti bola sepak. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan
jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua
kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel
terlihat memanjang dari sentromer
2. Metafase
Tahapan
ini setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel
dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada
serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor. Masing-masing sentromer
mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom
oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian
tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate).
3. Anafase
Pembelahan sudah nampak dengan adanya kromosom-kromosom
homolog saling berjauhan. Kromosom
nampak jelas mengalami penebalan sehingga dapat dilihat jelas dengan mikroskop
cahaya sekalipun. Kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang
kinetokor ke kutubnya yang berlainan satu sama lain.
4. Telofase.
Pada fase ini terjadi
beberapa peristiwa kromatida
yang berada di kutub berubah menjadi benang kromatin kembal, terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua
inti baru, serat - serat gelendong
menghilang. terjadi pembelahan
sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah
ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai
jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
Pada preparat mitosis akar
bawang merah hanya didapatkan tahap profase, metaphase, dan anafase saja.
Sedangkan untuk fase telofase sangat sulit didapatkan karena kurang baiknya
hasil preparat ini yang mungkin disebabkan oleh teknik pejetan yang kurang
maksimal (merata) dan kualitas pewarna yang kurang baik.
Preparat
Meiosis
Praktikum meiosis ini menggunakan kuncup bunga cabai. Pada praktikum kali ini terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan sulitnya menemukan fase tetrad yaitu saat pemetikan kuncup bunga cabai yaitu pada pukul 23.00-00.00, karena
pada waktu ini terjadi peristiwa meiosis
secara maksimal namun hal ini tidak dilakukan dan pemetikan dilakukan pada sore
hari. Pemetikan kuncup bunga cabe juga harus memilih kuncup yang bebar-benar
kecil dan yang belum dapat dibedakan antara kelopak dan mahkota bunga. Selain
itu pewarna hematoxylin whittman yang digunakan mengalami penurunan kualitas
karena penyimpanannya sudah terlalu lama. Hal ini mengakibatkan perubahan
warna, yang seharusnya pewarna tersebut akan nampak biru keunguan saat menyatu
dengan sel yang diwarna berubah menjadi
coklat kehitaman.
Teknik
pejetan juga berpengaruh besar pada hasil preparat ini. Pejetan yang tidak
maksimal akan menyebabkan banyak sel yang saling tumpang tindih (tidak menyebar
merata) sehingga sulit untuk diidentifikasi fase-fasenya (terutama saat fase
tetrad). Tidak maksimalnya hasil pejetan juga dimungkinan oleh perendaman pada
asam cuka glasial. Kurangnya perendaman menyebabkan spesimen keras sehingga
tidak mudah dilakukan teknik pejetan yang menyebabkan sel-sel tidak dapat
menyebar merata. Sedikitnyafase yang terlihat dikarenakan waktu pengambilan kuncup bunga
cabai tidak pada saat membelah, selain itu ukuran sel yang
cukup kecil sehingga sangat sulit untuk mengamati fase-fasenya.
Mikroskop yang
perbesaranya terbatas juga mempengaruhi pengamatan. Pada saat pemejetan juga kurang tipis akibatnya sel kurang menyebar dan menumpuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar