Rabu, 22 Mei 2013

Mitokondria Penyokong Kehidupan Manusia



“ MITOKONDRIA SEBAGAI PENYOKONG KEHIDUPAN MANUSIA ”

Mitokondria merupakan organel yang berfungsi menyediakan energi selular (ATP). Ukuran dan bentuk mitokondria bervariasi menurut jaringannya dan menurut keadaan fisiologis sel. Kebanyakan mitokondria berbentuk oval atau jorong dengan diameter antara 0.5 sampai 1 µm dan panjang sampai 7 µm. Mitokondria tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, karena ukurannya yang sangat kecil. Pengamatan dengan mikroskop electron menunjukkan susunan khas mitokondria seperti terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Struktur mitokondria
Mitokondria adalah badan energi sel yang berisi protein dan benar-benar merupakan " tempat penghasil tenaga". "Tempat penghasil tenaga" ini mengoksidasi makanan dan mengubah energi menjadi adenosin trifosfat atau ATP. ATP menjadi agen dalam berbagai reaksi termasuk sistesis enzim.
Makanan dioksidasi untuk menghasilkan elektron berenergi tinggi yang dikonversi menjadi energi yang tersimpan. Energi ini disimpan dalam bentuk ikatan fosfat kaya energi dalam molekul yang disebut adenosine triphosphate, atau ATP. ATP dikonversi dari dengan menambahkan grup fosfat dengan ikatan kaya energi. Bermacam-macam reaksi di dalam sel dapat menggunakan energy (dimana ATP adenosine diphosphate dikonversi kembali menjadi ADP, melepaskan energy tinggi) atau menghasilkan energy (dimana ATP dihasilkan dari ADP).
Kehidupan dan kematian merupakan dua hal yang selalu terjadi pada setiap sel. Pada kedua hal itu, mitokondria terlibat aktif dan memiliki fungsi yang penting. Untuk kehidupan sel, mitokondria berperan menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sel. Semua jaringan dan sel yang hidup dengan berbagai derajat yang berbeda menurut fungsi masing-masing memerlukan energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Disfungsi mitokondria dapat terjadi pada semua sistem organ, maka manifestasi klinik kelainan mitokondria dapat bervariasi menurut organ yang terlibat. Gangguan ini bisa berupa gangguan fungsi sampai kerusakan sistem organ.
·      Contoh gangguan mitokondria pada sel hati
Dengan berkembangnya imunologi, diketahui bahwa kerusakan hati pada primary biliary cirrhosis (PBC) terjadi karena kerusakan mitokondria akibat antibodi terhadap protein mitokondria. Selanjutnya terungkap bahwa penyakit hati yang disebabkan oleh penimbunan lemak, terjadi melalui kerusakan mitokondria sel hati.
Kelainan mitokondria ini terjadi sebagai akibat peningkatan sintesis asam lemak yang diikuti mekanisme kompensasi sel berupa fat disposal melalui esterifikasi lemak menjadi trigliserida dan oksidasi di tiga organel sel yakni mitokondria, peroksisom dan mikrosom. Kelainan pada mitokondria itu juga terjadi karena pembentukan bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap berbagai protein respirasi, fosfolipid dan DNA mitokondria.
Selain akibat penimbunan lemak, kelainan mitokondria pada penyakit hati juga diakibatkan pengaruh obat. Obat merupakan bahan kimia yang bekerja dengan berbagai cara yakni langsung pada reseptor, memodulasi enzim atau berikatan dengan protein sel untuk menimbulkan efek baru. Di lain pihak, hati merupakan organ yang bertugas menetrasisasi bahan-bahan toksik yang memasuki tubuh.
Kegagalan suatu sistem akan menyebabkan akumulasi bahan tertentu yang akan merupakan bahan toksis untuk enzim pada organel tertentu atau pada organel berikutnya.


Pergerakan Sperma
Pada bagian ekor sperma memiliki banyak mitokandria sebagai penghasil energi (ATP) yang digunakan untuk pergerakan sperma menuju ovum.
Penundaan Proses Penuaan Sel
Mitokondria berperan sebagai penggerak utama proses metabolisme, dikarenakan mitokondria mirip generator penghasil listrik dan energi dalam tubuh kita.. Mitokondria mengubah makanan menjadi energi → menghasilkan oksigen radikal bebas → menyebabkan peradangan mitokondria atau rusaknya DNA mitokondria → penurunan produksi ATP → penuaan.
Penelitian dan teori Sangkot tentang kaitan mitokondria dan proses penuaan telah dipublikasikan di jurnal Lancet, 25 Maret 1989 ”aktivitas mitokondria manusia terus menurun seiring dengan meningkatnya usia. Batas usia tertinggi manusia maksimum adalah 120 tahun. Mau berumur panjang lebih panjang lagi ? Hambat kerusakan mitokondria. “
Mitokondria Sebagai Pelacak
Mitokondria DNA mempunyai karateristik yang khas dimana diwariskan secara maternal atau pewarisannya hanya melalui garis ibu. Hal tersebut disebabkan karena sel telur memiliki jumlah mitokondria yang lebih banyak dibandingkan dengan sel sperma. Saat fertilisasi bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hanya sedikit atau hampit tidak ada mtDNA yang masuk ke dalam sel telur
Jumlah mtDNA yang sedikit dalam sel telur akan diencerkan selama proses mitosis. Sehingga dianggap tidak terjadi rekombinasi sehingga dapat dikatakan mtDNA bersifat haploid, diturunkan dari ibu ke seluruh keturunannya.
Penelitian Hiroarki, et all tahun 2006 menunjukkan bahwa urutan nukleotida mtDNA dari ibu sebagai generasi pertama ternyata diwariskan sampai generasinya keempat tanpa adanya mutasi.

Sumber Pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar