Sabtu, 18 Mei 2013

Taksonomi vertebrata-2


Tulisan dalam buku “ The Biology of Organisms”  menyebutkan bahwa terdapat 3 kelompok primitive yang menjadi nenek moyang metazoa, yaitu Porifera, Coelenterata, dan Plathyhelmintes. Porifera dinyatakan memiliki kekerabatan paling jauh dibandingkan dengan Filum Coelenterata, dan Plathyhelmintes karena terdapatnya flagella (choanoflagellata). Coelenterata memiliki tahapan planula yang menunjukkan kemiripan dengan tipe alga primitive. Planula ini dibentuk oleh adanya flagella non fotosintesis, kelompok Coelenterata ini masih dinyatakan memiliki hubungan kekerabatan yang jauh.
Pandangan awal untuk menentukan moyang metazoa tidak bisa dilihat dari makhluk uniseluler, namun timbulnya multiseluler pada hewan dibangun oleh adanya proses selulerisasi  dari beberapa multinukleat makhluk uniseluler. Hal ini mengarahkan  Plathyhelmintes (Acoela) sebagai organisme sinsisial (kecuali gametnya), seluruh organ dewasanya terdiri dari sitoplasma yang banyak dengan memiliki banyak nucleus. Teori selulerisasi ini lemah oleh fakta bahwa plathyhelmintes mengalami pembelahan normal selama perkembangannya kemudian kehilangan bentuk selnya.


Tulisan lain dari buku “Analysis of Vertebrate Sructure Third Edition” mengemukakan bahwa asal usul vertebrata berasal dari insekta, arthropoda, annelida, dan molusca, namun seiring dengan perkembangan teori, zoologis lebih mengacu bahwa vertebrata lebih dekat kekerabatannya dengan chepalochordata dari pada urochordata. Dan chordate lebih dekat kekerabatannya dengan echinodermata, dibandingkan hemichordata.








 Tidak diketahui kenapa echinodermata menjadi moyang chordata, dengan memiliki simetri radial, system saluran air, cincin saraf serta modifikasi selom, namun satu ciri yang mengacu adalah simetri tubuh bilateral pada larvanya. Larva echinodermata menyerupai larva dari chordate sederhana. Hal yang sama bahwa urochordata dewasa ternyata jauh lebih dekat sebagai nenek moyang. Salah satunya hanya kehilangan notocoord, nerve cord, selom, dan adanya ciri nonchord seperti tunik, atrium, dan sifon. Amphioxus adalah yang pertama dipandang memungkinkan sebagai moyang. Vertebrata pertama kemungkinan menyaring makanan kemudian menjadi predator yang dapat bergerak dengan kepala yang relative komplek. Fosil kelanjar kecil disebut sebagai conodonts (cone+tooth), yang  pertama ditampilkan pada awal Cambrians, hewan ini mewakili kekerabatan yang dekat dengan vertebrata.

            Kedua sumber tersebut sama-sama menyatakan bahwa chordata berevolusi dari avertebrata, namun menurut Kuru (2006) dalam Harun Yahya mengatakan tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari avertebrata. Akan tetapi, ketiadaan bentuk peralihan antara avertebrata dan chordata mengakibatkan orang mengajukan berbagai dugaan. Fosil dari semua kelas ikan ditemukan dalam keadaan sempurna. Terdapat jutaan fosil avertebrata dan jutaan fosil ikan, tetapi tidak ditemukan peralihan diantara keduanya.

            Tulisan pertama menyatakan bahwa chordata berevolusi dari plathyhelmintes karena terdapat teori bahwa metazoa berasal dari makhluk hidup uniseluler yang mengalami selulerisasi. Sedangkan Plathyhelmintes sendiri sudah merupakan makhluk multiseluler. Saya kurang sependapat bahwa vertebrata berevolusi dari plathyhelmintes, walaupun filum tersebut memiliki ciri umum mendekati chordate seperti simetri tubuh bilateral dan sudah memiliki 3 lapisan tubuh (triploblastik). Namun ciri lainnya lebih menjauhkan filum ini dari vertebrata seperti tubuh berbentuk pita tanpa segmen,  tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya (aselomata), dan system saraf yang berupa tangga tali. Sedangkan terdapat filum lain yang lebih mendekati pada vertebrata yaitu annelida yang tubuhnya bersegmen sehingga mirip dengan ruas-ruas tulang belakang manusia.
            Sedangkan tulisan kedua menyatakan bahwa echinodermata menjadi moyang dari chordata, karena filum ini memiliki banyak alasan yang mendukung antara lain; protein serum darah echinodermata sama dengan chordate, protein otot echinodermata sama dengan cordata (kreatinin dan arginin), larva hemochordata seperti larva echinodermata, pembentukan mesoderm amphioxus seperti pada echinodermata.

Sumber Pustaka
Haryono, Tjipto, dkk. 2009. Hand out Taksonomi Hewan II. Surabaya: FMIPA Jurusan Biologi
Yahya, Harun. 2002. Menyanggah Darwinisme. http://www.harunyahya.com
Hildebrand, M. 1988. Analysis of Vertebrate Structure Third Edition. California: John Wiley and Sons Inc
Telfer, W.H dan Kennedy, D. 1965. The Biology of Organisms. California: Wiley International Edition
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar