Kamis, 23 Mei 2013

Pembuatan preparat protalium


1PREPARAT PROTALIUM
a.      Tujuan Praktikum:
Untuk mengetahui ciri-ciri serta bagian-bagian dari tumbuhan paku.

b.      Alat dan Bahan:
1.      Larutan fiksatif (formula air 72 ml, formalin 5 ml, dan asam cuka glasial 2 ml).
2.      Perekat mayer.
3.      Aquades.
4.      Hematoxylin whittman.
5.      Alkohol 30%, 50%, 70%, dan 95%.
6.      Alkohol absolut.
7.      Alkohol xilol.
8.      Xilol.
9.      Entellan.

c.       Prosedur kerja:
1.      Mengumpulkan prothalium, kemudian fiksasi salam larutan fiksatif dengan formula air 72 ml, formalin 5 ml, dan asam cuka glasial 2 ml.
2.      Menyiapkan kaca benda yang telah diberi perekat dari mayer, tunggulah sampai kering.
3.      Meletakkan beberapa ganggang di atas kaca benda dan cucilah dengan aquades selama 1 menit.
4.      Mewarnai dengan hematoxylin selama 30-60 menit. Bila hasilya terlalu gelap, dapat dilakukan destaining dalam alkohol asam selama 1-2 menit.
2.      Mencuci dengan aquades selama 1 menit.
3.      Mencuci pada air ledeng yang mengalir selama 2-5 menit.
4.      Melakukan dehidratasi dengan alkohol 30%, 50%, 70%, 95% masing-masing selama 2 -5 menit.
5.      Memasukkan ke dalam alkohol absolut 2 kali, masing-masing selama 2-5 menit.
6.      Memasukkan  ke dalam alkohol xilol selama 5-10 menit.
7.      Memasukkan ke dalam xilol murni sebanyak 3 kali, masing-masing selama 2-5 menit.
8.      Merekatkan dengan entellan dan tutuplah dengan kaca penutup.

d.      Hasil Praktikum










Rhizoid
 

 











e.       Analisis:
Pada praktikum protalium pertama-tama dilakukan pemilihan prothallium. Hal ini dilakukan sebagai pengulangan tiap-tiap perlakuan sehingga apabila pada salah satu perulangan terdapat kesalahan prosedur, dapat dihindari dengan perulangan yang lain. Pemilihan ini didasarkan pada bentuk morfologi prothallium yang masih utuh struktur vegetatif dan generatifnya sehingga dapat diamati perbedaan yang terdapat pada kedua struktur tersebut. Setelah dilakukan pemilihan individu, kemudian prothallium tersebut dimasukkan ke dalam larutan fiksatif FAA. Karena larutan fiksatif tersebut merupakan zat kimia yang dapat mempertahankan agar sel – sel di dalamnya tetap ada atau permanen. Kemudian dicuci dengan akuades agar sisa larutan fiksatif dapat hilang. Kemudian prothallium tersebut dipindahkan ke dalam larutan pewarna hematoxylin, untuk memberikan kontras warna yang lebih nyata pada bagian-bagian tubuh prothallium yang akan diamati. Pewarna yang digunakan adalah hematoxilin karena hematoxilin berfungsi untuk mewarnai inti sel sehingga dapat tampak jelas sel – sel yang ada pada protalium tersebut. Jika sel tampak terlalu gelap maka di beri alkohol asam. Kemudian prothallium didehidratasikan dalam seri alkohol 30%, 50%,70%, 95%, alkohol absolut untuk menghilangkan sisa-sisa cairan yang terdapat dalam tubuh prothallium yang dikhawatirkan dapat menjadi substrat pertumbuhan bakteri sehingga prothallium menjadi busuk sebelum teramati. Dan untuk menghilangkan alkohol yang masih tertinggal di dalam sel dilakuakn pencucian dengan xilol bertingkat mulai dari alkohol – xilol hingga xilol murni. Kemudian prothallium dipindahkan ke atas gelas obyek yang telah diolesi dengan larutan hoyer yang berfungsi sebagai perekat. Agar memudahkan pengamatan. perekat hoyer sendiri berguna untuk merekatkan prothallium pada objek dan cover glass sehingga objek yang diamati tidak dapat berpindah-pindah diusahakan pada saat pemberian perekat hoyer ini tidak terdapat gelembung udara yang akan mengganggu dalam proses pengamatan. Yang terakhir  preparat protalium yang sudah jadi diamati di bawah mikroskop mulai perbesaran yang terkecil hingga yang paling besar (100 X, 200 X dan 400 X).

f.       Pembahasan:
Tumbuhan paku memiliki pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama, yaitu gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip prothallium hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium dan arkegonium. Pembuahan memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju arkegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diperoleh gambar preparat prothallium yang jelas, bagian utuh dari prothallium. Pada takik prothalium terdapat sel gamet betina (arkegonium), sedangkan pada daerah rizoid terdapat sel kelamin jantan (anteridium). Pada preparat prothalium ini tidak ditemukan inti sel sebab keadaan spesimen yang tidak begitu baik dan banyaknya gelembung-gelembung udara pada specimen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar