1PREPARAT
PROTALIUM
a.
Tujuan
Praktikum:
Untuk
mengetahui ciri-ciri serta bagian-bagian dari tumbuhan paku.
b.
Alat
dan Bahan:
1.
Larutan fiksatif (formula air 72 ml, formalin 5
ml, dan asam cuka glasial 2 ml).
2.
Perekat mayer.
3.
Aquades.
4.
Hematoxylin whittman.
5.
Alkohol 30%, 50%, 70%, dan 95%.
6.
Alkohol absolut.
7.
Alkohol xilol.
8.
Xilol.
9.
Entellan.
c.
Prosedur
kerja:
1.
Mengumpulkan prothalium, kemudian fiksasi salam
larutan fiksatif dengan formula air 72 ml, formalin 5 ml, dan asam cuka glasial
2 ml.
2.
Menyiapkan kaca benda yang telah diberi perekat
dari mayer, tunggulah sampai kering.
3.
Meletakkan beberapa ganggang di atas kaca benda
dan cucilah dengan aquades selama 1 menit.
4.
Mewarnai dengan hematoxylin selama 30-60 menit.
Bila hasilya terlalu gelap, dapat dilakukan destaining dalam alkohol asam
selama 1-2 menit.
2.
Mencuci dengan aquades selama 1 menit.
3.
Mencuci pada air ledeng yang mengalir selama
2-5 menit.
4.
Melakukan dehidratasi dengan alkohol 30%, 50%,
70%, 95% masing-masing selama 2 -5 menit.
5.
Memasukkan ke dalam alkohol absolut 2 kali,
masing-masing selama 2-5 menit.
6.
Memasukkan
ke dalam alkohol xilol selama 5-10 menit.
7.
Memasukkan ke dalam xilol murni sebanyak 3
kali, masing-masing selama 2-5 menit.
8.
Merekatkan dengan entellan dan tutuplah dengan
kaca penutup.
d.
Hasil
Praktikum




![]() |
|||
|
|||
e.
Analisis:
Pada praktikum protalium pertama-tama dilakukan pemilihan prothallium. Hal ini dilakukan sebagai pengulangan tiap-tiap perlakuan
sehingga apabila pada salah satu perulangan terdapat kesalahan prosedur, dapat
dihindari dengan perulangan yang lain. Pemilihan ini didasarkan pada bentuk
morfologi prothallium yang masih utuh struktur vegetatif dan generatifnya
sehingga dapat diamati perbedaan yang terdapat pada kedua struktur tersebut.
Setelah dilakukan pemilihan individu, kemudian prothallium tersebut dimasukkan
ke dalam larutan fiksatif FAA. Karena larutan fiksatif tersebut merupakan zat
kimia yang dapat mempertahankan agar sel – sel di dalamnya tetap ada atau
permanen. Kemudian dicuci dengan akuades agar sisa larutan fiksatif dapat
hilang. Kemudian
prothallium tersebut dipindahkan ke dalam larutan pewarna hematoxylin, untuk
memberikan kontras warna yang lebih nyata pada bagian-bagian tubuh prothallium
yang akan diamati. Pewarna yang digunakan adalah hematoxilin karena hematoxilin
berfungsi untuk mewarnai inti sel sehingga dapat tampak jelas sel – sel yang
ada pada protalium tersebut. Jika sel tampak terlalu gelap maka di beri alkohol
asam. Kemudian prothallium
didehidratasikan dalam seri alkohol 30%, 50%,70%, 95%, alkohol absolut untuk
menghilangkan sisa-sisa cairan yang terdapat dalam tubuh prothallium yang
dikhawatirkan dapat menjadi substrat pertumbuhan bakteri sehingga prothallium
menjadi busuk sebelum teramati. Dan untuk menghilangkan alkohol yang masih
tertinggal di dalam sel dilakuakn pencucian dengan xilol bertingkat mulai dari
alkohol – xilol hingga xilol murni. Kemudian prothallium dipindahkan ke atas gelas obyek yang telah
diolesi dengan larutan hoyer yang berfungsi sebagai perekat. Agar memudahkan
pengamatan. perekat hoyer sendiri berguna untuk merekatkan prothallium pada
objek dan cover glass sehingga objek yang diamati tidak dapat berpindah-pindah
diusahakan pada saat pemberian perekat hoyer ini tidak terdapat gelembung udara
yang akan mengganggu dalam proses pengamatan. Yang terakhir preparat protalium yang sudah jadi diamati di bawah mikroskop mulai
perbesaran yang terkecil hingga yang paling besar (100 X, 200 X dan 400 X).
f.
Pembahasan:
Tumbuhan paku memiliki pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama,
yaitu gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan
bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit
dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud
tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip prothallium hati, tidak
berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak
berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari
prothallium berkembang anteridium dan arkegonium. Pembuahan memerlukan bantuan
air sebagai media spermatozoid berpindah menuju arkegonium. Ovum yang terbuahi
berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku
baru.
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diperoleh gambar preparat prothallium yang jelas, bagian utuh dari prothallium. Pada takik prothalium terdapat sel gamet betina
(arkegonium), sedangkan pada daerah rizoid terdapat sel kelamin jantan
(anteridium). Pada preparat prothalium ini tidak ditemukan inti sel sebab
keadaan spesimen yang tidak begitu baik dan banyaknya gelembung-gelembung udara
pada specimen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar